ODP Meningkat Tajam, Dinkes: Fokus Social Distancing

ODP Meningkat Tajam, Dinkes: Fokus Social Distancing
0 Komentar

SUBANG-Wabah Covid-19 mengejutkan warga Kabupaten Subang dengan meledaknya jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP), yang dalam satu hari sebanyak 800 dinyatakan ODP. Dinas Kesehatan Kabupaten Subang minta masyarakat fokus social distancing untuk memutus mata rantai penyebaran.

Kepala P2P Dinas Kesehatan Subang dr. Maxi mengatakan, saat ini warga Subang yang menjadi ODP sangat tinggi. Beberapa hari yang lalu, status warga ODP jumlahnya 213 orang, namun besoknya menjadi 1.013 orang. “Artinya ledakan ODP ini sangat meningkat, bahkan untuk saat ini jumlah mencapai 1.143 orang,” katanya.

Penambahan jumlah ODP, dr Maxi mengatakan, merupakan hasil kerja keras Dinas Kesehatan Subang dan Puskemas, yang bisa mengamankan atau mengetahui warga yang berstatus ODP.

Baca Juga:Jubir Satgasus Covid-19 Memohon Maaf Terkait Balita yang Positif Covid-19Tidak Diliburkan, Pabrik di Subang Wajib Jaga Kebersihan

Menurutnya, lebih baik terlihat ledakan ODP, sehingga bisa diketahui dan diimbau agar mengisolaasi mandiri. Bayangkan jika tidak di ketahui makin tidak terdeteksi faktor risikonya. “Saya pikir ini bagus, sehingga terlihat warga Subang yang berstatus ODP sehingga bisa diamankan atau mengisoliasi secara mandiri di rumah,” katanya.

Saat ini, puskesmas dan pihaknya di lapangan bergerak dan juga lintas sektor untuk melakukan pengecekan dan kepada masyarakat. Tim yang ada di lapangan sudah bergerak. “Bisa dibayangkan pernah ada 1 puskemas yang melaporkan ada 120 warga yang berstatus ODP. Ini artinya, mereka bergerak dan kita apresiasi mereka,” ujarnya.

ODP yang ada di Kabupaten Subang, kata dia, ketika dianalisa didominasi dari warga yang bolak-balik pergi ke zona merah yang di luar Kabupaten Subang. Belum lagi jika ada ODP yang berkeliaran, sehingga bisa menyebarkan virusnya kemana-mana. “Dominasi warga yang berpergian, para supllier dan lainnya,” katanya.

Dinas Kesehatan meminta kepada seluruh lapisan agar efektifkan sosial distancing dan melarang orang berpergian keluar rumah, selain keperluan mendesak. Seperti berobat atau memberi obat, memenuhi kebutuhan pokok dan keperluan emergency.

“Itu yang kami gencarkan saat ini, efektifkan social distancing. Contohnya, jika ada ODP lalu pulang ke rumah dia menyebarkan ke anggota keluarganya. Namun anggota keluarganya tetap keluar, pastinya juga menyebarkan ke orang lain. Meskipun orang yang ODP pertama kali berada di rumah,” tuturnya.(ygo/vry)

0 Komentar