Pencak Silat, Sarana Penyaluran Fitrah Anak

Pencak Silat, Sarana Penyaluran Fitrah Anak
SENI BELADIRI: Penampilan anak-anak Perguruan Silat Satria Muda Indonesia, asal Wantilan-Cipeundeuy Subang asuhan Yusuf. INDRAWAN /PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

CIPEUNDEUY-Kids zaman now, itulah istilah ‘kekinian’ untuk mendefinisikan kondisi anak-anak zaman sekarang yang tentunya berbeda dengan zaman ketika orang tua mereka hidup, dulu. Kini banyak dari mereka yang memilih untuk menghabiskan waktu berjam-jam di dalam rumah, bersama gawainya dan duduk berlama-lama main gadget ketimbang bermain diluar rumah. Hal tersebut tentunya sangat berdampak pada tumbuh kembangnya.

Itulah latar belakang alasan Yusuf, Salah satu guru di salah satu SMK di Cipeundeuy, yang hingga kini aktif membina anak-anak di sekitar Cipeundeuy untuk berlatih pencak silat.

Menurutnya, dia merasakan kegelisahan jika kebiasaan anak-anak itu dibiarkan begitu saja. Sehingga anak-anak akan menjadi apatis terhadap lingkungan sekitar, anti-sosial, bahkan lebih parah lagi mereka akan menjadi sangat malas untuk berkegiatan di luar ruangan.

Baca Juga:Dunia Sepak Bola Berduka, Timnas U-16 Alfin Lestaluhu Meninggal DuniaMalam Jumat Kliwon, Makam Embah Buyut Gelok Ramai Dikunjungi Ribuan Peziarah

“Makanya saya terus saja, membina anak-anak yang memang punya keinginan, latihannya ya di halaman rumah saja di Rawa Bancet RT 01 RW 01, Wantilan. Sampai sekarang ada sekitar 50 anak yang rutin ikut latihan,” jelasnya.

Pria asli Garut itu, sudah memulai melatih silat anak-anak sejak 1996, dengan nama perguruan Satria Muda Indonesia, tiga aliran silat sekaligus dia kuasai, sepertu Persilaga (Silat sebagai olahraga), Persilani (Silat sebagai seni), dan Persiladi (Silat Sebagai beladiri).

Berbagai macam kejuaraan seperti di Cianjur, Sukabumi, Garut, dan Bandung juga rupanya pernah diikuti oleh perguruan asal Wantilan ini. Namun bagi Yusuf Penca Silat bukan hanya sebatas itu, ada yang jauh lebih penting yang bisa diimplementasikan dalam membina anak-anak pada silat dewasa ini, yaitu bersosialisasi, berbaur dengan teman sebayanya dan bermain diluar rumah yang merupakan fitrah anak-anak.

“Sekarang anak-anak itu saya lihat sudah sangat individual, permainan anak-anak semacam sonlah, petak umpet, gatrik, yang sifatnya komunal sudah jarang. Padahal sejatinya mereka adalah makhluk yang senang bermain sambil belajar. Tentunya akan sangat baik jika semua pihak membantu mengembalikan fitrahnya tersebut,” tambahnya

Dengan adanya gerakan untuk terus membina anak-anak melalui media silat, dia berharap anak-anak dapat membatasi dampak atau pergaulan buruk dengan kegiatan yang positif, juga dapat menjaga budaya lokal agar tidak tergantikan oleh budaya asing. (idr/sep)

0 Komentar