Ponpes Tahfidz Ibnu Hafidz Buka Pendaftaran 300 Kuota

Ponpes Tahfidz Ibnu Hafidz Buka Pendaftaran 300 Kuota
0 Komentar

PUSAKANAGARA-Pondok Pesantren Tahfidz Ibnu Hafidz akan membuka pendaftaran santri dan santriwati untuk tahun 2020 sebanyak 300 kuota. Pesantren Tahfidz Ibnu Hafidz didirikan diatas tanah 10.000 meter pada tahun 2018.

“Momen hari santri ini, kami mengumumkan pembukaan yang Insyallah kami akan menerima santri hingga 300, kata Menurut pendiri Ponpes Tahfidz Ibnu Hafidz, Ustadz Taslim Hafid
Pada tahun ini, kata dia, baru 40 santri yang diterima. “100 santri pertama itu gratis. Kalau 200 sisanya dikenakan biaya Rp 5,5 juta. Pembukaan memang tahun depan, tapi pendaftaranya sudah mulai,” ucapnya.

Ia menambahkan, Pesantran tahfidz Ibnu Hafidz telah diresmikan pada tanggal 10 Juli 2019 oleh Gubernur yang hafal Al-Qur’an 30 Juz yaitu TGB KH. Dr. Zainul Majdi, Lc. MA. Pesantren ini dipimpin oleh KH. Muhammad Taufiq, Lc. MA.

Baca Juga:Iptu Ikin Sodikin, Polisi Humanis yang Mudah BerbaurPPP Minta DPRD Terbitkan Perda Pesantren

“Adapun tenaga pengajar terdiri dari lulusan Universitas Al-Azhar Cairo Mesir, Dawate Islami Pakistan, Pesantren Almawaddah Ciganjur, Pesantren Qotrunada Depok, dan Pesantren Daarul Qur’an milik Ust.Yusuf Mansur,” terangnya.

Keunggulan yang bisa diterima para santri yakni, selain hafal 30 Juz juga mendapatkan sanad Al-Qur’an sampai ke Rasulullah SAW. Pesantren ini juga memiliki program yang intens terhadap kajian Kitab Turots (kitab kuning dan program beasiswa ke luar negeri). “Kami punya keinginan untuk menyekolahkan alumni-alumni ke eropa juga ke timur tengah termasuk Al Azhar, Insya Allah ada beasiswa untuk itu,” ucapnya.

Taslim menambahkan, untuk sistem pengajaran saat ini masih mencontoh sistem pendidikan yang berlaku di Universitas Al Alzhar Mesir. Selain itu, pondok ini juga menerapkan bahas Arab dan Bahasa Inggris menjadi bahasa wajib sehari hari untuk menunjang kegiatan pembelajaran. “Saya lulusan sana. Jadi untuk sistem masih mencontoh dulu sambil dipadukan dengan Daarul Quran. Bahasa juga ditunjang untuk mendorong agar lulusan disini itu bisa terus lanjut kuliah ke Mesir, Timur Tengah atau Eropa,” ucapnya.

“Saya itu pernah susah dan untuk memutusnya melalui jalan pendidikan. Makanya saya mendirikan pesantren untuk hal serupa, membantu mencerdaskan anak bangsa dan menjawab tantangan zaman melalui pendidikan,” tuturnya.(ygi/vry)

0 Komentar