PPMQ Sa’datul Mubarokah Cetak Ahlul Quro

PPMQ Sa'datul Mubarokah Cetak Ahlul Quro
PRESTASI: Hj. Fatimah pendiri sekaligus pimpinan PPMQ Sa'adatul Mubarokah dengan deretan piala tingkat provinsi dan nasional. DADAN RAMDAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Pondok Pesantren Murotal Quran (PPMQ) Sa’adatul Mubarokah
berdiri pada tahun 2013. Pesantren itu terletak di Kp. Jejerukan Desa Rancahilir Kecamatan Pamanukan.

Sebelumnya pesantren ini pesantren salafiyah. Yang kemudian berubah pada tahun 2013 menjadi pesantren quran dengan gagasan Hj. Fatimah atas persetujuan neneknya Hj. Sa’adah (alm) dan Ibunya Hj. A’inul Rohmah (alm).
Hingga kini, santri qori dan qoriah terus bertambah hingga 30 orang.

Pimpinan PPMQ Sa’adatul Mubarokah Hj. Fatimah saat ditemui Pasundan Ekspres menyampaikan, pesantren quro ini berdiri untuk mewadahi masyarakat atau santri yang berbakat atau berminat menjadi qori dan qoriah. Sehingga pada tahun 2013 itulah dirinya mendirikan pesantren murotal al quran.

Baca Juga:Waspada Corona Ponpes Pagelaran 3 Cek Suhu Tubuh SantriUNBK dan USBK Kelas XII Ditunda Sementara

Perlu diketahui, Hj. Fatimah adalah juara qori tingkat provinsi Jabar kategori remaja pada tahun 2010 di Kota Depok. Kemudian menjadi utusan Jabar di MTQ tingkat nasional pada tahun yang sama di Provinsi Bengkulu kategori remaja meraih juara II. Selanjutnya pada MTQ tingkat nasional tahun 2014 di Batam kategori dewasa juara harapan. Kemudian ikut kembali pada MTQ tingkat nasional di Medan pada tahun 2018.

“Kalau mulai ikut MTQ di tahun 2004 tingkat anak-anak, saat itu ingin jadi juara sangat susah. Namun saat remaja alhamdulillah saya jadi juaranya dan setiap MTQ jadi juara terus di tingkat provinsi Jabar,” kata Hj. Fatimah
yang pernah mondok Ponpes MQ Al Mubaroq Tasikmalaya.

Dikatakannya, untuk menjadi seorang qiroat bukanlah hal.yang mudah, selain bakat, perlu kesungguhan dan latihan secara rutin, hingga akhirnya mampu melantunkan suara yang indah nan elok.

Diapun menjelaskan, ada tiga metoda pendidikan qiroat yang terdiri dari tiga metoda yaitu tahsin, tilawah dan tahfidz.

Pelajaran tahsin dengan tujuan membaguskan dan membenarkan bacaan al quran agar fasihat dan benar sesuai dengan ilmu tajwidnya.

Kemudian pelajaran tilawah dimaksudkan untuk memperindah suara (naghom) yang terdiri dari 7 lagu (maqom). Sedangkan tahfidz yaitu hafalan ayat-ayat yang akan ditilawahkan.

“Jadi kalau santri quro mengusai tahsin, tilawah dan tahfidz, maka dipastikan akan baik saat melantunkan ayat-ayat suci al quran,” tuturnya.

0 Komentar