PT AMB Bawa Sampel Air Sungai Cijengkol Uji Laboratorium

PT AMB Bawa Sampel Air Sungai Cijengkol Uji Laboratorium
GERAK CEPAT: Djurnanto Ch dan tim dari PT AMB, yang langsung terjun ke sungai Cijengkol untuk menanggulangi kematian ikan sapu-sapu di sungai tersebut. INDRAWAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Dugaan tercemarnya sungai Cijengkol di Desa Wantilan Kecamatan Cipeundeuy 16 September lalu, sempat membuat geger masyarakat Subang. Awalnya, ratusan ekor ikan ditemukan warga mengambang di sepanjang 500 meter aliran sungai.
Masyarakat setempat menduga bahwa penyebab dari matinya ikan tersebut adalah limbah dari PT AMB. Karena tidak jauh dari pabrik tersebut. PT AMB juga dituding lambat menangani laporan masyarakat dalam kejadian tersebut. Hal itu, dibantah langsung oleh HRD PT AMB, Djurnanto Ch.

Menurutnya, PT AMB langsung bergerak cepat menangani temuan ikan mati di sungai Cijengkol. Sejak pertama kali mendapati laporan dari Kepala Desa Wantilan, Komarudin, pada pukul 19.35 pada 16 September lalu melalui pesan singkat WA, Komar menyampaikan temuan ikan mati yang diupload warga di media sosial facebook pukul 13.33 WIB.

“Ketika saya dapat laporan dari Pa Kades malam hari. Lalu pagi hari besoknya, 17 September pukul 07.35 saya dan tim langsung cek ke lokasi. Ternyata memang betul, banyak ikan mati di sana, di pinggiran sungai. Tidak di tengah-tengah dan semuanya jenis ikan sapu-sapu. Kami ambil sample ikan tersebut dan airnya untuk dilakukan pengujian,” jelas Djurnanto, Selasa (24/9).

Baca Juga:Bupati Purwakarta: Dorong OPD Siapkan Ruang LaktasiTelusuri Jejak Kakek, Jacqueline Eva Purslow Kunjungi Rumah Sejarah Kalijati

Menurutnya, jika PT AMB dituding lamban dalam menangani kasus banyaknya ikan mati di sungai Cijengkol, itu tidak benar. Ia bersama tim menangani hingga larut malam. Mulai menyisir sungai, memunguti bangkai ikan, hingga mengirimkan sample ikan dan air ke laboratorium.

Tidak sampai disitu, pada tanggal 18 september, Djurnarto Ch juga melakukan pengecekan kembali ke aliran sungai dan membendung sementara aliran sungai seperti yang disarankan oleh Kepala Desa.

“Di beberapa media disebutkan kami abai, atau lamban, padahal tidak. Kami cepat merespon laporan tersebut meskipun belum tentu ikan tersebut mati disebabkan oleh limbah dari kami, karena masih menunggu hasil lab. Total bangkai ikan yang kami kumpulkan dari tepian Sungai Cijengkol itu ada 38 karung, dan semua jenis ikannya sama, yaitu ikan sapu-sapu,” tambahnya.

Terakhir dia menegaskan, jika memang betul peristiwa banyaknya ikan sapu-sapu mati di sungai Cijengkol tersebut, disebabkan limbah dari PT AMB, dirinya mewakili perusahaan siap tanggung jawab.

0 Komentar