Ruwatan Bumi Menjaga Tradisi Petani, Rasa Syukur Berkah Alam dan Hasil Bumi

Ruwatan Bumi Menjaga Tradisi Petani, Rasa Syukur Berkah Alam dan Hasil Bumi
DOA BERSAMA: Camat Pagaden Barat Deni Setiawan didampingi Kades Mekarwangi H. Edi Rohedi saat sambutan pada acara ruwatan bumi dan doa bersama. DADAN RAMDAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

PAGADEN BARAT-Tradisi ruwatan bumi sudah berlangsung turun temurun sejak jaman nenek moyang. Hingga kini tradisi itu terus dijaga kelestariannya.

Seperti halnya Pemdes Mekarwangi bersama tokoh tani, tokoh agama, tokoh adat dan pemuka masyarakat menggelar ruwatan bumi sebagai ungkapan rasa syukur atas keberkahan alam dan hasil bumi, Minggu (7/10).

Menurut Kepala Desa Mekarwangi Kecamatan Pagaden Barat H. Edi Rohedi bahwa Pemdes Mekarwangi terus menjaga dan melestarikan tradisi ruwatan bumi.

Baca Juga:Atalia Ridwan Kamil Resmikan Kamarang, Kantin Gratis untuk Duafa dan MusafirCerita Asni dan Iis yang Bahagia di Rumah Singgah Rangganis

Berkeliling ke kampung-kampung bersama masyarakat dan perangkat desa. Selain itu doa bersama dipanjatkan bersama para pemuka agama, untuk memohon hujan karena sebentar lagi turun nyambut nyawah kembali.

“Ruwatan Bumi ini kita isi dengan doa bersama memohon hujan sebagai sumber utama pertanian,” katanya.

Sebagai salahsatu desa dengan potensi pertanian yang cukup subur, karena didukung oleh sistem irigasi teknis, sehingga hasil tani di Desa Mekarwangi lebih melimpah dibanding desa lainnya.

“Kita ini sumber air cukup besar dekat dengan Bendung Macan, petani bisa tanama tiga kali,” tuturnya.

Yaya petani setempat menyampaikan bahwa hasil panen kali ini cukup meningkat dan tidak ada gangguan hama yang berarti.

“Ruwatan ini juga sebagai ungkapan rasa syukur kita terhadap hasil bumi yang melimpah. Semoga hasil tani nanti lebih bagus lagi dan harganya juga bagus,” pungkasnya. (dan)

0 Komentar