Sekolah Ikut Menjadi ‘Korban’ Kasus Pembunuhan ibu dan anak di Subang

Kasus Pembunuhan ibu dan anak di Subang
INDRAWAN SETIADI/PASUNDAN EKSPRES SEPI: Bangunaan SMK Nasional yang dinaungi Yayasan Bina Prestasi Nasional.
0 Komentar

“Saya masih fokus ya nanti lah kalo sudah selesai semua dari kasus ini, siswa-siswinya juga masih belajar di rumah,” ucap Yoris.

SMP dan SMK Nasional terkena dampak kasus pembunuhan yang terjadi pada pengurus yayasan yang menaungi dua sekolah itu. Selain mengurus yayasan, Alamarhumah Amalia juga merupakan bendahara sekolah dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah.

Berdasarkan data Kemendikbud, SMP dan SMK Nasional saat ini memiliki siswa sekitar 300 orang. SMK Nasional pada tahun ajaran 2021/2022 memiliki siswa sebanyak 151 orang. Jumlah guru sebanyak 4 orang.

Baca Juga:Para Lansia Siap – Siap, Baznas Sambangi Rumah Berikan CLBKMenyesatkan!! Ini Penjelasan Ustad Abdul Somad Mengenai Jin Qorin untuk Mengungkap Pelaku Pembunuhan Sadis Ibu dan Anak di Subang

Sementara SMK Nasional memiliki siswa 154 orang pada tahun ajaran 2021/2022. Jumlah guru tercatat 6 orang.

SMP Nasional pada tahun ini diperkirakan mengelola anggaran yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar Rp175.000.000. Jumlah itu didapat dari besaran dana BOS per siswa Rp1.160.000 per tahun.

Untuk SMK Nasional mengelola anggaran Rp243.320.000. Jumlah itu didapat dari besaran dana BOS per siswa Rp1.580.000 per tahun. Untuk SMK sumber anggaran tak hanya dari BOS, juga dari dana Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU) dari Pemprov Jabar.

Sementara itu, Ketua Forum Kepala Sekolah Swasta (FKSS) SMP Kabupaten Subang, Suhaerudin mengatakan, jika Amalia yang jadi korban dalam pembunuhan juga merupakan bendahara sekolah, maka itu akan berpengaruh pada proses pencairan dana BOS.

“Kalau Almarhumah Amel bendahara yayasan tidak ada pengaruhnya dengan pencairan dana BOS,” ujarnya kepada Pasundan Ekspres.

Suhaerudin berharap persoalan kasus pembunuhan yang terjadi pada pengurus Yayasan Bina Prestasi Nasional tidak mengganggu aktivitas pembelajaran siswa.

Dia mengatakan, SMP Nasional merupakan salah satu sekolah aktif dalam mengikuti kegiatan kedinasan. Bahkan Amalia nampak hadir dalam suatu kegiatan di SMP Muhammadiyah seminggu sebelum kasus pembunuhan terjadi.

Baca Juga:Tok! Anggaran Perubahan 2021 APBD Subang DisahkanPanitia Lakukan Berbagai Tahapan Pilkades

“Amel itu suka hadir dalam kegiatan mewakili sekolah, suka diantar pak Yosef atau pak Yoris,” ujarnya.(idr/ysp/vry)

Laman:

1 2
0 Komentar