Tak Terpengaruh Musim Hujan, Produksi dan Harga Padi di Subang Masih Stabil

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat
YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES PERTANIAN: Lahan pertanian di Kecamatan Cipunagara hasil dari foto drone Kostratani usai panen.
0 Komentar

SUBANG-Musim panen yang sudah mulai tiba seiring memasuki musim hujan dinilai tidak berpengaruh signifikan baik pada harga maupun produksi padi.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat H Otong Wiranta menyebut, dampak musim hujan dan La Nina tak begitu berpengaruh terhadap harga panen padi yang saat ini sedang berjalan. Sebab kata Otong, meskipun panen di tengah musim hujan, panen saat ini merupakan panen dari musim tanam gadu.

“Biasanya musim tanam gadu itu harganya selalu tinggi di atas harga yang ditetapkan oleh pemerintah. Bahkan yang musim sekarang ini saya lihat dampak terhadap harga dengan adanya mulainya musim hujan itu tidakbegitu berpengaruh,” imbuhnya.

Baca Juga:Golok Barlen, Golok Terpanjang di Dunia Diserahkan pada Pemda SubangPeternak Unggas Sulit Ditengah Pandemi, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bantu Bibit Melalui Balai

Saat ini untuk padi varietas konsumsi seperti Mekongga, Ciherang Rp 4800/kg. Di lapangan harga tersebut masih terbilang baik meskipun ada kendala saat hujan seperti menunda panen satu dua hari atau saat pengangkutan.

“Tapi kalau dampak signifikan terhadap penurunan harga itu tidak ada, terbilang bagus untuk saat ini mah,” jelas H. Otong.

Namun justru, kondisi akan berbeda ketika panen mulai dilakukan pada bulan Februari, Maret dan April. Sebab, bulan tersebut akan mulai panen dari musim tanam rendang.

Untuk saat ini, hasil produksi sendiri rata-rata dalam satu hektare dapat menghasilkan padi hingga 7-8 ton. Dengan hasil tersebut, tentunya juga berbanding lurus dengan produksi beras termasuk di Kabupaten Subang yang terbilang aman.

Namun, ada satu kekhawatiran terhadap anomali iklim yang saat ini terjadi, yakni berkaitan dengan rencana musim tanam rendeng atau pada bulan November-Januari.

“Inikan rencana habis panen itu langsung olah tanah dan tanam lagi, kemungkinan panen di Bulan Februari hingga April itu hujan yang turun tanpa henti dengan intensitas yang terbilang tinggi,” imbuhnya.

Itu diperlukan upaya untuk melaksanakan gerakan tanam serempak dan diupayakan juga menanam varietas padi yang tahan terhadap hama.

Baca Juga:Kepahlawanan Dalam IslamKarang Taruna Cicadas Himpun Pelaku Usaha Muda

“Tentu satu hal yang perlu diwaspadai adalah hama saat tanam padi di musim penghujan, kalau bisa pilihlah dan tanam padi yang memang tahan terhadap hama,” tutup H. Otong.(ygi/ysp)

0 Komentar