Temu Alumni Pagelaran III Perkuat Syiar Agama

Temu Alumni Pagelaran III Perkuat Syiar Agama
TEMU ALUMNI: KH. Dandi dan KH. Asep penerus Ponpes Pagelaran III bersama para alumni, usai acara temu alumni dan halal bihalal, Selasa (18/6). di Kp, Pangauban Desa Margahayu Kecamatan Pagaden Barat. DADAN RAMDAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

PAGADEN BARAT-Alumni Pondok Pesantren Pagelaran III yang merupakan penerus dari Mama Pagelaran yaitu KH. R. Muhyidin yaitu KH. Oom Abdul Qoyyum, menggelar halal bihalal dan temu alumni.

Acara berlngsung di Kp. Pangauban Desa Margahayu Kecamatan Pagaden Barat, Selasa (18/6).

Menurut Ketua Panitia yang juga Ketua Alumni Pagelaran III Kiayi Amud, temu alumni ini dihadiri alumni dari sejumlah kecamatan di Subang. Diantaranya yaitu Pagaden Barat, Cikaum, Purwadadi, Binong, Pamanukan, Cipunagara, Pagaden dan Subang.

Baca Juga:Kemenpar Gandeng 57 Universitas, Latih Potensi Desa WisataPengembang Pasar Tradisional Purwadadi Baru Bangun TPS

Temu alumni itu sebagai upaya mempererat silaturahmi, persaudaraan dan kekeluargaan antar alumni. Agenda tersebut, dilaksanakan rutin tiap tahun pada bulan Syawal.

“Iya acara ini rutin tiap tahun dilaksanakan, pada bulan syawal. Dan sudah berlangsung selama 30 tahun, Alhamdulillah terus dilaksanakan,” katanya.

Perwakilan dari Keluarga Besar Ponpes Pagelaran III KH. Dandi menyampaikan, bahwa acara halal bi halal itu, merupakan amanat dari pendahulunya yaitu KH. Oom Abdul Qoyyum bin KH. Muhyidin (Mama Pagelaran).

Dimana kata H. Dandi, bahwa pesantren Pagelaran mengajak para alumni Pagelaran III, untuk menghidupkan syiar agama Islam, dimanapun berada.

“Alumni Ponpes Pagelaran III, sudah banyak yang mendirikan pesantren di sejumlah daerah. Dengan itu artinya alumni mampu berkiprah di masyarakat. Pokonya sesuai nama pendirinya KH. Muhyidin, alumni mampu menghidupkan syiar Islam,” katanya.

Salahsatu alumni Pagelaran III Mahfud, mengatakan bahwa dirinya saat menjadi santri Pagelaran III sekitar tahun 1967 hingga 1970 di Gardu Sayang Pagelaran III saat ini.

“Saya masih ingat nadom nadom yang biasa didengungkan santri kala itu, hingga kini,” tukasnya.(dan)

0 Komentar