Tradisi “Ngopak” yang Biasa Dilakukan Emak-emak Kampung Simpang Desa Tambakmekar Menjelang Hajatan

Tradisi "Ngopak" yang Biasa Dilakukan Emak-emak Kampung Simpang Desa Tambakmekar Menjelang Hajatan
GUYUB: Emak-emak Kampung Simpang Desa Tambakmekar Kecamatan Jalancagak ramai-ramai membakar opak, sebagai persiapan penyelenggaraan hajatan salah seorang warga. INDRAWAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Ciri Semangat Gotong Royong Masyarakat Desa

Hidup bersama dan gotong royong memang sudah menjadi ciri dari masyarakat desa, dalam keadaan dan menghadapi kegiatan apapun. Kebersamaan menjadi identitas masyarakat desa, terlebih jika akan ada kegiatan kemasyarakatan seperti misalnya agustusan, kerja bakti, bahkan hajatan (pesta pernikahan/khitanan), atau panen, kebersamaan masyarakat desa akan lebih terasa.

LAPORAN: INDRAWAN, Tambakmekar-Jalancagak

Seperti pagi itu, rombongan emak-emak berdaster di Kampung Simpang Desa Tambakmekar Kecamatan Jalancagak, berbondong-bondong menuju rumah salah satu warga, tepatnya menuju rumah Ibu Pinah. Bukan akan kampanye Pilpres atau demo, tetapi emak-emak berdaster berbondong datang ke rumah Ibu Pinah untuk “ngopak”.

Ngopak adalah istilah untuk kegiatan membuat opak ketan, makanan khas Sunda yang terbuat dari beras ketan.
“Emak-emak di Kampung Simpang biasanya bersama-sama membuat opak ketan, jika beberapa hari kemudian akan ada salah satu warga yang menyelenggaralan hajatan,” jelas Ibu Epon sambil sibuk membolak balik opak ketan mentah di atas bara api, dengan penyangga ram kawat.

Baca Juga:BPJS Ketenagakerjaan Lindungi PekerjaBPR NBP 29 Pusakanagara Serahkan Hadiah Undian Tabungan Pundi

“Ini opak asin, dibakar begini cara masaknya, kaya nyate. Sudah menjadi tradisi kalau di Tambakmekar, jika akan ada hajatan, ya pasti harus ngopak,” jelasnya pada Pasundan Ekspres.

Ibu Epon menambahkan, ngopak harus sudah dilaksanakan sejak satu minggu sebelum hari perhajatan diselenggarakan. Fungsi adanya opak dalam perhajatan masyarakat Tambakmekar menurut Ibu Epon, untuk cemilan para tamu undangan. Selain itu, opak juga berfungsi sebagai alat tukar atau buah tangan khusus bagi para tamu undangan yang memberikan gantangan, yaitu tamu undangan yang menyumbang sejumlah uang atau beras dalam jumlah tertentu. Biasanya di daerah-daerah tertentu di Subang, sumbangan beras atau uang tersebut bersifat pinjaman dan menjadi hutang bagi penyelenggara hajat.

“Opak ini nantinya untuk buah tangan gantangan, jadi bikinnya harus banyak. Ibu-ibu yang rumahnya berdekatan dengan penyelenggara hajat, seperti otomatis sudah menjadi kewajiban di sini membantu membuatkan opak. Karena jumlahnya banyak dan prosesnya panjang, waktu untuk pembuatan opaknya juga lumayan. Bisa dimulai sejak seminggu sebelum hari perhajatan bahkan ada juga yang lebih lama,” tambahnya.

0 Komentar