Tradisi Ruwat Bumi Desa Pusakaratu, Junjung Tinggi Nilai Luhur Budaya

Tradisi Ruwat Bumi Desa Pusakaratu, Junjung Tinggi Nilai Luhur Budaya
PESTA TUMPENG: Tradisi hajat bumi, warga berbondong-bondong membawa tumpeng dan hasil bumi. YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Desa Pusakaratu Kecamatan Pusakanagara gelar tradisi hajat bumi sambut musim tanam di Lapang Bola Dusun Ciawitali, Jumat (15/11). Kegiatan tersebut merupakan upaya melestarikan tradisi dan budaya masyarakat pedesaan.
Ketua Panitia H. Warno menuturkan, hajat bumi memberikan makna bagi warga Pusakaratu, yang senantiasa menjunjung tinggi nilai luhur budaya dan adat sudah turun temurun.

“Sedekah bumi ini biasa digelar jelang musim tanam lagi. Maknanya kita bersyukur atas hasil bumi yang didapat juga disamping rasa bersyukur masyarakat supaya bisa sejahtera, makmur dan lancer kembali dalam usaha termasuk bertani,” katanya.
Sementara itu, Pj Kepala Desa Pusakaratu Sukarsono HB mengatakan, tradisi hajat bumi ini juga sebagai wahana persatuan dan kesatuan para petani, dalam hal ini sebagai ungkapan rasa syukur terhadap keberkahan alam dan limpahan RahmatNYa dari hasil bertani, berkebun maupun usaha.

“Kita mesti bersyukur, salah satunya dengan tradisi yang sudah turun temurun. Ketika hendak menyambut tanam lagi, kita menggelar hajat bumi dengan seperti ini warga berdatangan membawa aneka makanan dan tumpeng,” imbuhnya.

Baca Juga:Diduga Limbah B3 Kembali Ditemukan, Satgas Citarum Minta Polisi Usut TuntasDitetapkan Tersangka Kecelakaan Tol Cipali, Sanudin Terancam 6 Tahun Penjara

Sukarsono berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlangsung demi kelesterian kearifan lokal. Pemerintah Desa Pusakaratu juga pada tahun yang akan datang akan menganggarkan kegiatan ini melalui APBDes.

“Insyaallah akan kita anggarkan. Tahun ini, pelaksanaan kebersamaan antara Pemdes, pihak ketiga juga swadaya masyarakat. Semoga ini memberikan keberkahan untuk kita semua,” jelasnya.

Ditempat yang sama Camat Pusakanagara Drs M. Rudi MM juga berdoa dan berharap, agar dalam masa tanam yang akan datang bisa berjalan dengan lancar dengan hasil yang maksimal. Ia juga menyebut, kegiatan ruwat bumi tersebut merupakan yang pertama baginya menghadiri acara tersebut di Kecamatan Pusakanagara.

“Saya juga di tonggoh pernah panen. Kalau disana satu hectare dapat 3-4 ton sudah untung, di sini 1 hektare saja bisa sampai 7 ton. Tentu harus disyukuri, termasuk adanya acara ini juga memiliki makna mendalam untuk bersyukur,” bebernya.
Kegiatan hajat bumi juga akan diisi pagelaran wayang kulit dari Desa Cipaa, Indramayu pada Jumat malam (15/11). (ygi/vry)

0 Komentar