Warga Keluhkan Gas Bersubsidi Tidak Tepat Sasaran

Warga Keluhkan Gas Bersubsidi Tidak Tepat Sasaran
MEMASAK: Adecih warga miskin terpaksa beralih ke kayu bakar lantaran tak mendapat jatah gas bersubsidi. YUGO EROSPI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Banyak Kalangan Mampu Menikmati

SUBANG-Maraknya warga mampu yang menggunakan gas LPG 3kg atau biasa disebut gas melon berdampak terhadap warga kurang mampu untuk mendapatkan gas bersubsidi tersebut.

Seperti yang dialami Adecih (43) warga Desa Sukamulya, ia mengaku sudah 2 minggu ini menggunakan kayu bakar untuk kebutuhan memasak bersamaan dengan sulitnya gas 3kg tersebut.

Selain itu, gas elpiji yang di jual di pedagang eceran kini mencapai 24-26 kilogram pertabungnya. Untuk itu dirinya kini hanya memanfaatkan kayu bakar.

Baca Juga:Gelar Open Bidding, Pemkab Bentuk Tim PanselMinta Hujan, HMI Miftahul Huda Shalat Istisqa

Adecih pun meminta pihak pemerintah daerah agar menindak tegas warga mampu yang masih memakai gas LPG ukuran 3kg. Pasalnya, gas bersubsidi itu bukan haknya. “Ya tolong ditindak, kasian kami warga tidak mampu terpaksa hilang jatah yang seharusnya untuk kami,” kata Adecih kepada Pasundan Ekspres, kemarin.

Pedagang Eceran Gas LPG, Lilis (46) mengatakan keberadaan gas bersubsidi itu susah bahkan sangkin susah nya, dirinya terpaksa mengambil (membeli) dari pedagang eceran lainya. Sehingga harganya menjadi melonjak mahal.

Jika tidak seperti itu, dirinya tidak bisa menjual gas LPG 3kg kepada masyarakat yang membutuhkan. “Terkadang saya beli ke pengecer lain, karena susahnya gas melon, jadi harganya makin mahal,” kata Lilis.

Sementara itu Kepala Bagian Ekonomi Pemda Subang Tarwan meminta terhadap masyarakat kalangan mampu seperti PNS, pengusaha, pembudidaya, dan lainnya agar jangan menggunakan gas melon ukuran 3kg. Pasalnya, jatah gas tersebut dipergunakan untuk warga yang tidak mampu (miskin).

“Sebenarnya bukan langka, kuota tetap ada untuk Subang cuma pemakaiannya tidak tepat sasaran,” katanya. (ygo/sep)

0 Komentar