Warga Mulai Terbiasa Praktik Urban Farming

Warga Mulai Terbiasa Praktik Urban Farming
DAMPINGI PETANI: Pendamping desa turun ke lapangan mendampingi masyarakat terdampak Pelabuhan Patimban belajar bertani hidroponik sesuai program JICA. YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Cara JICA Mendampingi Warga Terdampak Pelabuhan Patimban

Warga terdampak proyek pembangunan Pelabuhan Patimban terus didampingi dalam praktik Urban Farming dirancang oleh JICA dalam rangka mengupayakan masyarakat bisa memperbaiki standar kehidupannya. Apa saja programnya?

LAPORAN:  YOGI MIFTAHUL FAHMI, Pusakanagara

Menurut pendamping dari Dinas Pertanian Dessy Argayulia STP, sejauh ini dari 6 kelompok yang dibentuk menunjukan progress positif. Menurutnya, dari 6 kelompok tersebut saat ini mulai melakukan penanaman tanaman hidroponik di area rumah masing-masing kelompok tersebut. “Total ada 6 kelompok dan sejauh ini memang sudah cukup lumayan,” kata Dessy.

Masyarakat terdampak sendiri yang sebelumnya ikut pelatihan dan berpraktik perlahan mulai mengikuti dan belajar mengenai bertani hidroponik. Namun, menurutnya, responnya sendiri beragam.

Baca Juga:Kuota 474 CPNS, 228 Formasi untuk Honorer K2Idealisme New York Time Menunggu Tipping Point

“Ada yang semangat mengikuti praktik dan ingin belajar, tapi ada juga yang memilih bekerja di tempat lain. Ada juga yang sudah berumur tapi dia mau mengikuti meskipun secara pemahaman agak sulit, tapi wajar dan semangatnya bagus,” ucap Dessy.
Saat ini kata Dessy, tanaman hidroponik yang mulai ditanam oleh para warga terdampak mulai menunjukan hasil. Tanaman-tanaman seperti sosin mulai tumbuh.

“Awalnya mereka gak percaya, masa iya tanaman bisa tumbuh tanpa media tanah, tapi toh ini jadi bukti dan hasilnya pun bagus, dan mereka pun semangat juga,” ucapnya.

Ia sendiri mengakui bahwa, dibutuhkan waktu untuk memberikan dan merubah pola pikir pada masyarakat mengenai cara bertani lain seperti bertanam hidroponik atau urban farming secara umum.

“Memang butuh waktu untuk merubah pola pikir, karena mungkin baru ya bagi masyarakat. Tapi Alhamdulillah, warga pun masih semangat untuk melakukan praktik,” kata Dessy.

Masih menurutnya, yang menjadi kendalanya saat ini yaitu soal pemasaran. Sebab, apa yang diharapkan oleh JICA, warga terdampak tidak hanya selesai saat pelatihan, tetapi harus juga memiliki keterampilan dan mampu memasarkannya.

“Ini yang masih jadi kendala, pemsaranya yang masih belum ketemu. Tanaman hidroponik sendiri kan di Subang masih belum booming,” ucapnya.

Namun dari fasilitator/konsultan, JICA serta pendamping Dinas Pertanian juga akan berusaha secara bersama-sama mencari jalan keluar mengenai pemasaran. “Mereka ini sekarang pada semangat sebab tanamanya tumbuh tapi PR ke depan mencari konsumen atau pemasaranya ke mana,” ungkapnya.

0 Komentar