Cerita Pilu Korban Banjir Pamanukan: Tiga Hari Mengungsi Baru Terima Biskuit dan Mie Instan, Tidur Alas Terpal

Cerita Pilu Korban Banjir Pamanukan: Tiga Hari Mengungsi Baru Terima Biskuit dan Mie Instan, Tidur Alas Terpal
0 Komentar

SUBANG-Banjir di Pamanukan sudah mulai surut. Warga terdampak banjir sudah tiga hari mengungsi sejak Selasa lalu. Banyak dari mereka yang belum menerima bantuan.

Korban banjir, Iyah (45) warga Kampung Pintu, Desa Mulyasari, Pamanukan yang mengungsi di Gereja Pamanukan mengaku belum mendapat bantuan yang cukup. Ia mengungsi bersama keluarganya sejak tiga hari lalu. Termasuk cucunya yang masih usia 1 tahun.

Selama mengungsi tiga hari Iyah belum mendapat bantuan selimut atau baju untuk ganti. Semua barang miliknya terendam. Bahkan di hari pertama ia merasakan tidur di luar.

Baca Juga:Tersangka Susur Sungai Dibotak, PB PGRI: Tolong Polisi Ikuti SOPAnggota DPR RI Kang Maman Serahkan Bantuan Mobil Rescue dan Logistik untuk Korban Banjir Pamanukan

“Udah tiga hari di sini. Hari pertama tidur di luar, gak kebagian tempat. Saya baru dapat bantuan mie instan tiga bungkus, biskuit dan sarden. Udah itu aja. Gak tau itu dari mama, dikasih Pak RT. Kalau makan sih ada, kebagian tiap hari. Untuk alas tidur pake terpal,” ujarnya saat ditemui di gereja Pamanukan.

Iyah mengaku sangat butuh baju salin. Sebab semua bajunya terendam di rumah sulit untuk diselamatkan. Sebab terendam banjir dengan kedalaman seleher.

“Susah ngambilnya, rumah saya di bawah seleher. Ya udah biarin aja. Dikira mau kecil, ternyata airnya terus besar,” katanya.

Di tengah kesulitan itu, pengungsi banjir lainnya juga menceritakan pengalaman miris. Mereka kesulitan mandi, cuci, kakus (MCK). Harus numpang ke tempat lain yang punya kamar mandi.

“Mandi susah, saya mandi di sana yang gak banjir. Tapi harus bayar, tiap tiga orang bayar Rp5.000,” tambah pengungsi lainnya.

Sementara Endang (67) mengaku sudah berkali-kali terkena banjir. Ia mengungsi di Masjid Desa Mulyasari. Barangnya di rumah pun tidak terselamatkan.

“Ya kerendam semua. Ada motor juga kerendam di rumah. Anak saya lagi, gak sempat mindahin motor. Saya udah gak ada bekal uang sama sekali. Suami cuma kerja ngendek mobil. Ya sekarang nunggu ada yang ngasih makan aja,” kata Endang.

Baca Juga:Kesulitan Evakuasi, Subang Siaga Darurat BanjirMasyarakat Terdampak Banjir Kekurangan Logistik

Banyak cerita pilu dari para korban banjir Pantura. Mereka perlu bantuan secepatnya. Apalagi hujan masih terus mengguyur. Saat ini sejumlah bantuan terus berdatangan dari berbagai kalangan.(red)

0 Komentar