Mengulas Sejarah Tugu Benteng Pancasila sebagai Penangkal Ideologi Komunisme

Mengulas Sejarah Tugu Benteng Pancasila sebagai Penangkal Ideologi Komunisme
SEJARAH: Tugu Benteng Pancasila di area Alun-Alun sebagai salah satu ikon Kabupaten Subang, yang kini sedikit kumuh karena jadi sarang anak punk. INDRAWAN SETIADI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Gerah dengan Stigma Subang yang Disebut “Baskom”

Tugu Benteng Pancasila menjadi ciri tersendiri bagi Kabupaten Subang. Selain letaknya di alun-alun yang berada di pusat kota, tempat ini juga seperti punya daya tarik tersendiri. Setiap hari pada waktu sore atau akhir pekan, masyarakat Subang ramai beraktivitas di area ini. Dari yang hanya nongkrong-nongkrong, atau olah raga. Namun apakah setiap masyarakat Subang mengetahui sejarah dibalik dibangunnya tugu tersebut?

Laporan: INDRAWAN SETIADI, Subang

Suatu siang yang cerah di atelir, menikmati semilir angin sepoy-sepoy, di bawah pohon-pohon rindang di sekitarnya. Siapapun akan betah beralam-lama di sana, apalagi di sekitar sana kini sudah banyak kios beragam makanan dan minuman. Kawasan alun-alun Subang menjadi lokasi yang paling banyak dituju jika menjelang sore hari, atau pada akhir pekan oleh masyarakat Subang.

Yang menjadi sangat iconik di kawasan ini adalah Tugu Benteng Pancasila. Sebuah monumen yang dibangun dan diresmikan oleh Bupati Atju Samsuddin, tahun 1978. Latarbelakang dibangunnya Tugu Benteng Pancasila juga sarat dengan nilai sejarah di Kabupaten Subang.

Baca Juga:BPS Terjunkan 2.400 Petugas dari Desa untuk Data KependudukanMKKS SMA Kabupaten Purwakarta Imbau Siswa Tak Rayakan Valentine’s Day

Mantan Kadisdikbud E. Kusdinar, pembangunan tugu tersebut tidak lepas dari sejarah rakyat Subang yang mencintai falsafah Pancasila, dari rongrongan komunisme. Ketika itu, E. Kusdinar menjelsakan, wilayah Subang memiliki kultur perkebunan yang sangat kental. Dalam kultur perkebunan itulah, Ideologi Pancasila banyak dirongrong oleh pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Banyak organisasi sayap PKI yang pengaruhi mandor dan buruh tani di perkebunan. Seperti misalnya, Barisan Tani (BTI), Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), dan lainnya sangat kuat. Saking kuatnya pengaruh komunisme maka pada tahun 1965-an Subang dikenal dengan istilan baskom (Basis Komunisme),” jelasnya.

Padahal, lanjut Kusdinar, ketika itu PKI sudah dibubarkan oleh negara. Bahkan masyarakat Subang sudah seutuhnya kembali pada ideologi pancasila, namun mungkin menurutnya Bupati saat itu, yaitu Pak Atju merasa gerah, pada stigma Subang yang Baskom.
“Maka dibangunlah Tugu Benteng Pancasila,” tambahnya.

Dari latarbelakang dibangunnya yang syarat sejarah, mungkin hanya sebagian masyarakat saja yang mengetahui. Pemda Subang berupaya untuk menjaga keutuhan area Tugu Benteng Pancasila. “Sudah ditutup rapat dan dipasang pintu di aera bawahnya, di kelilingi pagar pula sebagai lapisannya. Lantaran sebelumnya kerap digunakan untuk buang sampah orang-orang tidak bertanggung jawab,” katanya.

0 Komentar