Menyambut Natal dengan Diskusi: ‘Harmonisasi Kehidupan Umat Beragama dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial’

Menyambut Natal dengan Diskusi: ‘Harmonisasi Kehidupan Umat Beragama dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial’
0 Komentar

Rabu (25/12) Forum Pelajar dan Mahasiswa Lampung-Bandung Raya meghelat diskusi publik bertajuk ‘Harmonisasi Kehidupan Umat Beragama dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial’ dengan pemantik Ketua Umum DPN PERMAHI M Andrean Saefudin dan Ketua Eksternal Asrama Lampung-Bandung Soulthon M. Rizaldy yang dipandu seorang penulis sekaligus mahasiswa pergerakan asal Lampung Agus Riyanto. Agenda diskusi dihelat di Asrama Lampung-Bandung di Jl. Hassanudin No.14 , Coblong, Bandung.

Agenda diskusi ini dihadiri oleh beragam mahasiswa berbeda kampus hingga lintas agama duduk bersama berdiskusi mengenai topik ini. Suguhan topik, pemantik, secangkir kopi dan diskusi yang terjadi benar membuat suasana hujan kota Bandung menjadi hangat . Beragam tanggapan dan pemikiran mengenai topik ini aktif dilontarkan.

Terkait topik yang diangkat, Andrean menyampaikan banyak hal mulai dari anatomi bangsa Indonesia hari ini, harmonisasi umat bergama , oknum pemelihara isu SARA hingga bagaimana menyikapinya “Kita harus melihat anatomi bangsa Indonesia hari ini, kita memiliki beberapa keyakinan-keagamaan yang diakui secara konstitusional. Yang tak kalah penting, kita juga harus membaca kemudian NKRI ini hadir. Indonesia yang beragam dengan sekitar 300 kelompok suku etnik , 1.340 suku bangsa, dan versi BPS 2010 tercatat sebanyak 1.211 bahasa dan sub bahasa, merupakan awalan anatomi bangsa hari ini. Keragaman ini menjadi faktor berpegaruh pada harmonisasi bangsa ini.” lebih jauh diskusi ini membawa audien mengulas kesejahteraan sosial “Kesejahteraan sosial mengisyaratkan kedaulatan ekonomi , politik ,hukum dan kedaulatan rakyat . Ketika empat hal ini terpenuhi maka ketidakadilan akan hilang , pemerarataan akan berjalan dan kesejahteraan kemanusiaan diutamakan.” Tutur Andre.

Baca Juga:DKM Al Akhdhar Salurkan CSR DahanaBREAKING NEWS! Pelaku Penyiram Air Keras Novel ternyata Polisi

Salah satu audien, Tulus berargumen “Dalam konsep beragama yang harus dipahami adalah menganggap agama kita paling benar itu tidak salah, karena jika tidak dianggap benar maka tentu saja anda akan pindah agama. Yang menjadi masalah adalah kita mengannap kita paling benar dan menyalahkan orang lain.”

Harmonisasi hadir dan terwujud karena adanya perbedaan, yang menjadi tugas bersama adalah bagaimana kita membuat perbedaan itu tidak memicu perpecahan, terlebih Isu-isu SARA biasanya digulirkan ketika negara ini akan mengalami pergantian kekuasaan. JIka kita menelan mentah-mentah, tidak melakukan riset dan kurang membaca maka tunggulah bangsa ini dipecah belah. (*)

0 Komentar