Covid-19 dan Ghirah Memburu Ilmu

Covid-19 dan Ghirah Memburu Ilmu
0 Komentar

Oleh: Drs.H.Priyono,M.Si

(Dosen Fakultas Geografi UMS)

Pandemi covid-19 belum menunjukkan tanda tanda akan berakhir bahkan di beberapa wilayah semakin meningkat sehingga menjadi ancaman bagi diberlakukan proses belajar mengajar tatap muka yang direncanakan akan berlaku bulan depan tahun 2021. Kasus di kabupaten Kudus yang meledak sehingga pemerintah daerah kewalahan karena tempat isolasinya terbatas dan terpaksa di migrasi ke asrama haji Donohudan di kabupaten Boyolali yang jaraknya cukup jauh dari Kudus sekitar 133, 4 km dan diperlukan waktu tempuh 2 jam 18 menit lewat tol Semarang-Solo untuk mencapai tempat isolasi yang cukup representative. Demikian pula di Solo, demgan lonjakan kasus covid-19, RSUD Moewardi Solo dirikan tenda darurat untuk keluarga yang mengantarkan dan bukan untuk pasien. Pasien tidak hanya datang dari daerah Solo tetapi juga datang dari Kudus, Grobogan hingga Cepu karena rumah sakit ini merupakan sakit rujukan bagi covid-19 dan bagus pelayanannya.

Pandemi berdampak bagi dunia pendidikan secara langsung karena untuk mengurangi penyebqran covid-19 yang semakin menakutkan masyarakat meskipun di beberapa ada aktivitas masyarakat berjalan biasa seakan tidak ada pandemik, misalnya kegitan di pasar, pertokoan, hajatan meskipun tetap menjaga protocol kesehatan. Proses belajar mengajar dilakukan denga n daring termasuk pelayanan konsultasi dan administrasi lainnya sehingga interaksi orang per orang dikurangi. Meskipun demikian ghirah untuk menuntut ilmu justru malah semakin meningkat karena berkembangnya teknologi komunikasi.
Dalam pandangan islam, belajar atau memburu ilmu tidak boleh berhenti walaupun dalam kondisi pandemi. Ini sesuai perintah agama yang termktub dalam QS An-Nahl ayat 43 : “ Maka tanyalah kepada ahli ilmu pengetahuan bila kamu semua tidak mengerti. Juga diperkuat dengan hadits : mencari ilmu pengetahuan itu wajib bagi setiap muslim ( HR Ibnu Majah ). Berbekal kedua sumber agama tersebut mengisyaratkan bahwa islam sangat konsern terhadap ilmu pengetahuan dengan mewajibkan umatnya untuk memburu ilmu , bahkan menjadi status diwajibkan. Bahkan setiap saat kita harus menambah pengetahuan, jika tidak maka tidak ada keberkahan, seperti yang tertulis dalam sabda Nabi : Apabila aku didatangi oleh suatu hari dan aku tidak bertambah ilmuku pada hari itu yang dapat mendekatkan ilmuku pada Allah, maka tidak ada keberkahan untukku dalam terbitnya matahari pada hari itu ( HR Tabrani ). Motivasi religi yang luar biasa ini mestinya diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari oleh seorang muslim sehingga mereka banyak yang menjadi ilmuwan yang akhirnya berdampak pada kejayaan islam.

0 Komentar