Ironi Air Mancur (Tak) Welas Asih

Ironi Air Mancur (Tak) Welas Asih
0 Komentar

Oleh: Kanti Rahmillah M.Si

Praktisi Pendidikan di Purwakarta

Setelah sukses menjadikan Taman Air Mancur Sri Baduga menjadi yang terbesar seasia tenggara. Kabupaten Purwakarta kembali membangun Taman Air Mancur Welas Asih di depan Tajug Gede Cilodong, sebuah Masjid megah bak Taj Mahal.

Dilansir dari Tribunnewscom, Kepala Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum Dinas Tata Ruang dan Permukiman Purwakarta, Kosasih menyampaikan bahwa Taman seluas 3 Hektare ini dianggarkan dari APBD sebesar 3 Milyar.

Seiring dengan bergesernya gaya hidup, kebutuhan akan Industri pariwisata semakin tinggi. Tingkat stress yang melanda pencari nafkah akibat beban kerja yang berat. Harus dibayar dengan kesenangan, agar pikiran kembali fresh, Work Hard, Play Hard. Kebutuhan akan rekreasi tak mengecualikan sang ibu yang tinggal dirumah. Rasa bosan dan stimulus media sosial menjadikan sang ibu seolah wajib menuju destinasi yang ditawarkan media. Anak-anak pun akan terpolarisasi dalam habbits seperti ini.

Baca Juga:Menggebrak Ide Kreatif Dalam Launching Festival Inovasi Pupuk KujangKartika Residence Sukses gelar “Kartika Festival” dengan Konsep era 90an

Industri pariwisata kini telah menjadi primadona. Bahkan keberadaanya bisa menjadi sumber pemasukan daerah yang besar setelah pajak. Sehingga wajar pemerintah setempat akan terus menggenjot industri ini.
Namun pada saat yang sama, banyak warga yang mengeluh PDAM seret dan pasokan air bersih sulit didapatkan. Walaupun hujan kini mengguyur Purwakarta, namun suplay air bersih masih belum merata dirasakan oleh warga.

Dilansir dari Pikiran Rakyat.com, lebih dari setengah Kecamatan di Purwakarta mengalami krisis Air Bersih. Banyak warga yang mengeluhkan seretnya PDAM.

Sungguh ironi, saat Taman Air Mancur memancarkan kemegahan dan keberlimpahan airnya, ada banyak keluarga yang masih membutuhkan air bersih. Padahal, kebutuhan akan air bersih adalah perkara yang krusial.

Pemerintah pusat dan tentunya daerah harus benar-benar memperhatikannya. Apakah rakyatnya sudah terpenuhi atau belum.

Pariwisata adalah kebutuhan tersier, seharusnya pembangunan dan pelayanan pemerintah mendahulukan yang primernya, salah satunya air bersih.

Dalam Islam, penguasa adalah pelayan umat yang akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Oleh karena itu, pembangunan harus berfokus pada kemaslahatan umat. Pun, Anggaran Belanja Daerah harus memprioritaskan kebutuhan publik. Namun, kesemuanya itu akan terealisasi jika penguasanya paham syariat. Mengetahui tata kelola pemerintahan sesuai dengan syariat. Dan satu lagi, aturan yang menaunginya pun haruslah aturan yang berasal dari pencipta alam raya, Allah SWT. (*)

0 Komentar