Korupsi Susah Diatasi, Sistem Mati Hati

Korupsi Susah Diatasi, Sistem Mati Hati
0 Komentar

Oleh: Rut Sri Wahyuningsih

Institut Literasi dan Peradaban

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Kali ini, upaya tersebut menyasar pejabat Kementerian Sosial RI.

“Betul, pada hari Jumat tanggal 4 Desember 2020 jam 23.00 sampai dengan Sabtu tanggal 5 Desember 2020 jam 02.00 dini hari KPK telah melakukan tangkap tangan terhadap PPK pada Program Bansos di Kemensos RI,” kata Ketua KPK, Firli Bahuri kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (5/12/20202).

Firli menuturkan kasus dugaan rasuah yang menjerat pejabat Kementerian Sosial RI terkait dengan bantuan sosial dalam penanganan pandemi Covid-19 (CNN Indonesia.com, 5/12/2020).

Baca Juga:Tugas Ulama dalam Demokrasi : Bagai Api dalam SekamMenggandeng Influencer Milenial dengan Anggaran tidak Rasional

“Dugaan korupsi PPK telah menerima hadiah dari para vendor PBJ bansos di Kemensos RI dalam penanganan Pandemic covid19,” ucap Firli.

Kembali pejabat kementerian tersandung kasus korupsi, ini membuktikan, bahwa gurita korupsi belum lepas sepenuhnya meskipun presiden Joko Widodo sudah menyerukan gerakan revolusi mental yang menjadi jargonnya di tahun 2014.

“Revolusi Mental” menurut Joko Widodo artinya warga Indonesia harus mengenal karakter orisinal bangsa, yaitu santun, berbudi pekerti, ramah, dan bergotong royong. Dia mengatakan, karakter tersebut merupakan modal yang seharusnya dapat membuat rakyat sejahtera.

“Tapi saya juga ndak tahu kenapa, sedikit demi sedikit (karakter) itu berubah dan kita ndak sadar. Yang lebih parah lagi ndak ada yang nge-rem. Yang seperti itulah yang merusak mental,” ujar Jokowi.

Perubahan karakter bangsa tersebut, kata Jokowi, merupakan akar dari munculnya korupsi, kolusi, nepotisme, etos kerja tidak baik, bobroknya birokrasi, hingga ketidaksiplinan. Kondisi itu dibiarkan selama bertahun-tahun dan pada akhirnya hadir di setiap sendi bangsa ( kompas.com, 17/10/2014).

Ada dua hal yang sangat signifikan dari pernyataan beliau 6 tahun silam, pertama karakter bangsa ini ada yang merubah dan kedua tidak ada yang menghentikan (nge-rem) perubahan itu sehingga bertambah parah.

Karakter bangsa sangat dipengaruhi oleh ideologi atau arah pandang bangsa tersebut. Kita tahu, sejarah Indonesia selain merangkum budaya Hindu Budha juga Islam dan yang terakhir cukup lama, hingga masuknya penjajahan barat atas Indonesia. Yaitu Portugis (1509 – 1595) dengan menjarah hasil kekayaan bumi Maluku.

0 Komentar