Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Jarah Jauh melalui Google Classroom

Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Jarah Jauh melalui Google Classroom
0 Komentar

Oleh: Siti Rejeki, M.Pd
Guru SMA Negeri 53 Jakarta

Saya Guru Bahasa Inggris SMAN 53 ada pengalaman yang mungkin juga dialami oleh beberapa teman guru lainnya saat peserta didik dan semua guru harus dirumahkan dan tetap melakukan tugas belajar mengajar dari rumah. PJJ (Pembelajaran Jarah Jauh). Saat mendengar kata ini, saya berpikir bagaimana kesulitan pelaksanaannya. Yang terpikir pada saat itu adalah bagaimana mengoreksi tugas-tugas peserta didik, bagaimana membuat umpan balik, bagaimana pembinaan para peserta didik yang saat bertatap muka pun sering tidak mengerjakan tugas dan segudang pertanyaan lain yang mengganggu pikiran dan membuat semangat mengajar sedikit goyah.

Tapi dengan kegundahan itu, akhirnya saya mencoba mencari solusi untuk menjawab kegundahan tersebut. SMA Negeri 53 sudah terbiasa menggunakan ulangan ulangan online melalui Si Pintar sehingga untuk kegiatan ulangan tidak ada masalah. Tapi bagaimana dengan penjelasan dan tagihan tugas lainnya? Berdasarkan pengalaman, menggunakan Si Pintar pun terkadang terkendala dengan jaringan dan lamanya loading, mungkin disebabkan banyaknya pemakai.

Akhirnya saya bertanya kesana kemari, kemudian teman memberikan ide untuk menggunakan google classroom. Dengan modal belajar autodidak dan bertanya sana sini, saya buka google classroom dan Alhamdulillah saya dimudahkan mempelajarinya. Pagi saya belajar, pada siang harinya kepala sekolah meminta saya untuk mengajari teman-teman guru membuat aplikasi google classroom. Dan alhamdulillah, dengan modal nekad, teman-teman guru pun akhirnya bisa menggunakan google classroom.

Baca Juga:TMMD Ke 108 Kodim 0605/Subang Resmi di TutupRos In Group Sambut Adaptasi Kebiasaan Baru

Saya mencoba membuka buka apa saja yang dapat saya manfaatkan dengan google classroom ini. Saya mulai membuka 3 kelas yang saya beri nama berdasarkan karakter kelas tersebut. Gunanya agar peserta didik termotivasi menjadi lebih baik, kemudian saya bagikan kode kepada semua peserta didik berdasarkan kelasnya. Saya mencoba memasukkan materi, dan Alhamdulillah, tidak ada kendala. Selanjutnya saya coba untuk menyapa siswa dan Alhamdulillah lancar.

Nah, selanjutnya saya memutar otak, bagaimana supaya anak-anak yang tidak nampak oleh pandangan itu dapat aktif dalam diskusi di setiap sesinya. Pada awal sesi saya memberi salam, menanyakan kabar, menyampaikan kerinduan ingin jumpa dan membuat komitmen belajar. Komitmen yang saya sepakati dengan peserta didik adalah di awal pertemuan harus absen dengan menjawab salam saya dan menyatakan siap untuk belajar.

0 Komentar