Menyoal Kasus Ibu Depresi Pascamelahirkan

Menyoal Kasus Ibu Depresi Pascamelahirkan
0 Komentar

Oleh: Riahmawani Purba, S.S

  • Alumni Sastra Inggris Universitas Negeri Medan
  • Pemerhati Masalah Sosial

Bagi banyak keluarga, anak adalah anugerah tak ternilai. Anak adalah titipan yang dipercayakan kepada ibu dan  ayah agar dijaga, dirawat, dicintai, dan diwariskan kebaikan dalam kehidupannya. Anak menjadi sumber kebahagiaan dan guru yang baik bagi orangtuanya. Tidak jarang masyarakat beranggapan bahwa pernikahan tanpa kehadiran seorang anak belumlah sempurna.

Momen kelahiran selalu menjadi kabar gembira di tengah-tengah keluarga sehingga tidak banyak yang tahu hal sulit yang harus dihadapi ibu pascamelahirkan/, khususnya ibu pada kelahiran anak pertamanya (new mom). Hadirnya bayi tentu saja menyita perhatian keluarga khususnya si ibu yang akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama bayinya. Tidak jarang kebutuhan ibu yang baru saja melahirkan terlupakan karena atensi yang hanya tertuju pada bayi.

Persalinan normal maupun melalui operasi cesar mengharuskan ibu melewati masa pemulihan dalam kurun waktu 1 bulan bahkan lebih. Selama proses itu akan sangat terbataslah aktivitas yang bisa dikerjakan oleh si ibu. Lagipula, proses persalinan meninggalkan luka yang harus dirawat dan diobati.

Baca Juga:Panwascam Tertibkan APK MelanggarTinggi Muka Air (TMA) Kali Cipunagara Meningkat, Mulai Berdampak ke Sawah

Ditengah-tengah rasa sakit yang belum seutuhnya pulih itu, ada tanggung jawab pada bayi yang tentu saja menyita banyak waktu dan tenaga. Mungkin ibu yang menggunakan jasa orang upahan dalam mengurusi bayi dan keperluan rumah tidak begitu sulit melewati proses adaptasi dengan kondisi seperti itu. Namun hal tersebut tidak demikian pada ibu yang melalui proses pemulihan tanpa bala bantuan dari orang upahan.

Menurut penelitian ada sekitar 80% ibu melahirkan mengalami gangguan psikologis ringan atau sering disebut sindrom Baby Blues. Hal ini tergolong normal. Baby Blues terjadi karena berkurangnya jumlah hormon yang dibutuhkan ibu saat hamil, yakni hormon progesteron dan estrogen  secara drastis, dan digantikan dengan hormon prolaktin dan oksitosin yang membantu ibu dalam proses menyusui.

Baby Blues biasanya terjadi selama dua minggu pascamelahirkan. Namun bila ini berlangsung lebih dari dua minggu dapat mengakibatkan masalah baru dan bisa jadi lebih serius. Ibu yang tidak mendapat dukungan dari lingkungan sekitar untuk berusaha nyaman dengan dirinya pascamelahirkan akan merasa semakin tertekan. Hal ini berisiko pada munculnya Post Partum Depression (PPD) atau depresi pascapersalinan.

0 Komentar