Palestina Dibela Setengah Hati, Apa Solusi Hakiki?

Palestina Dibela Setengah Hati, Apa Solusi Hakiki?
0 Komentar

Oleh: Dini Koswarini

Aktivis Dakwah

Serangan Israel terhadap Palestina yang berlangsung sejak lama kian hari kian memanas. Hal ini tentunya memancing perhatian seluruh dunia. Salah satu puncaknya yang terjadi pada hari Ahad, 16/5/2021. Israel meluncurkan serangan udara di Jalur Gaza yang menghancurkan beberapa rumah dan menewaskan 42 warga Palestina, termasuk di dalamnya anak-anak.

Peristiwa yang terjadi pada awal bulan Syawal, disaat seluruh Umat Muslim masih merasakan suasana Idul Fitri ini tidak hanya menuai kecaman dari Umat Islam secarang individu saja, Negara pun mulai menyuarakan kecamannya.

Saking kejamnya Israel, bahkan sebelum serangan pada tanggal 16 Mei 2021, kecaman mulai dari Rusia sampai Bangladesh sudah bermunculan. “Tindakan semacam itu merupakan pelanggaran hukum internasional dan menghambat pencapaian penyelesaian damai berdasarkan pembentukan dua negara Palestina dan Israel,” ujar Kementrian Luar Negeri Rusia. (Warta Ekonomi, 10/5/2021

Baca Juga:Merindu Pemimpin yang Kredibel, Berintegritas dan BertakwaJaminan Pangan dalam Sistem Islam

Namun, serangan brutal Israel terhadap Palestina tidak hanya cukup diatasi dengan kecaman dan beragam resolusi saja. Seperti halnya yang dilakukan negara Arab dan dunia Islam lewat Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Sikap ini nampak hanya menunjukan pembelaan setengah hati.

Sebagaimana bisa dilihat langsung dari usulan Indonesia dalam pertemuan tersebut, tiga langkah kunci untuk menghentikan agresi Israel terhadap Palestina diantaranya. Pertama, memastikan adanya persatuan di antara negara anggota OKI dan pemangku kepentingan di Palestina. Kedua, OKI harus mengupayakan terciptanya gencatan senjata. Ketiga, OKI fokus membantu kemerdekaan bangsa Palestina. Dalam kaitan ini, OKI hanya berupaya untuk mendorong dimulainya kembali negosiasi Multilateral yang kredibel.

Bahkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) saja, hanya meyerukan kepatuhan penuh terhadap terhadap gencatan senjata antara Israel dan Palestina.

Seolah cukup dengan genjatan senjata, maka konflik Israel-Palestina menjadi selesai dan tuntas. Pertumpahan darah dari 250 tahun lalu, sudah banyak menghasilkan berbagai perjanjian antara Israel dengan PBB yang terus menerus dilanggar.

Seperti yang kita ketahui pada tanggal 21 Mei 2021, belum genap 24 jam Israel khianati gencatan senjata dengan Palestina lewat Operasi Cast Lead 2008-2009. (VOI.co.id, 21/5/2021)

Problem krisis Palestina tidak bisa diselesaikan dengan retorika semata apalagi sekedar gencatan senjata, bukan pula sekedar menghapus eksistensi entitas Israel zionis dari tanah kharajiyah Palestina.

0 Komentar