Semangat Berkurban Dalam Dimensi Sosial Religi

Semangat Berkurban Dalam Dimensi Sosial Religi
0 Komentar

Oleh:

1.Agus Anggoro Sigit,S.Si,M.Sc ( Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta )

2.Drs.H.Priyono,M.Si ( Dosen Fakultas Geografi UMS dan Takmir Masjid di Klaten, Jateng )

Meskipun hari raya Idul Adha 1442 H sebagai hari bersejarah dalam islam yang ditunggu tunggu kehadirannya  masih 35 hari lagi namun persiapan untuk berkurban dengan menyembelih hewan qurban baik berupa sapi, domba dan kambing sudah dilakukan sejak beberapa minggu yang lalu. Melalui media sosial nampaknya semakin mempermudah untuk mewujudkan ajaran agama karena komunikasi tanpa mengenal batas geografi dan batas waktu, kapan dan dimanapun bisa berlangsung. Melalui medsos, di lingkungan masjid sampai yang lebih luas bahkan bisa antar negara sampai jelajah dunia. Bagi orang yang beriman dan sering bersyukur , berbekal dari QS Al Kausar yang cukup pendek tapi bermakna komprehensive. Kata kunci berkurbanlah sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepda Allah swt. menjadi perangsang orang islam untuk melaksanakan kurban.

Baca Juga:Jual Beli Sayur Hidroponik Via Aplikasi Digital, Try Anugrah Ingin Permudah Petani dan PembeliArti Bunga Edelweis yang Viral Setelah Aurel Istri Atta Halilintar Pamer Bunga Penuh Mitos

Orang yang mendekatkan diri kepada sang pencipta Allah swt bisa melalui berzikir, sholat atau melaksanakan perintahNya . Orang yang setiap diberi nikmat berupa apapun yang dirasakan mulai dari iman, sehat, sempat dan kenikmatan dunia lainnya kemudian mereka bersyukur maka nikmatnya akan ditambah dan sebaliknya ketika diberi nikmat tapi kufur maka azab Allah akan menimpa sangat berat ( QS Ibrahim ayat 7 ). Maka bagi mereka yang mampu dalam pengertian mampu hartanya tetapi tidak melaksanakan kurban, Rosul mengatakan : Jangan dekat dekat dengan masjidku, adalah sebuah sindiran yang cukup keras bagi mereka yang tidak bersyukur atas nikmatNya.  Rosulullaoh bersabda : barang siapa yang memiliki kelapangan untuk berkurban, namun dia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat sholat kami ( HR Ibnu majah, Ahmad dan Al Hakim ).  Ada dua pendapat mengenai intrepretasi hadist tersebut yaitu yang pertama, orang yang mampu tapi tidak mau kurban maka orang tersebut berdosa dan pendapat kedua, orang yang berharta tapi tidak berkurban maka dilarang mendatangi tempat shalat Idul Adha Rosulullah. Bisa jadi harga jam tangan kita, hand phone kita atau harta kita miliki pemberian Allah swt jauh lebih mahal dari seekor kambing atau sepertujuh harga sapi, namun banyak dari kita yang sembunyi dibalik kata belum mampu atau belum dianggarkan atau dengan menjawab tahun ini saya belum bisa kurban.

0 Komentar