Siapa Berani? (Ghozwul Fikri bag 2)

Siapa Berani? (Ghozwul Fikri bag 2)
0 Komentar

Oleh: Fuad Rifky Abdulazis, SPdI
*) Pengajar SDN Proklamasi Kec Compreng, Kab Subang

PENCARIAN  kesempurnaan bisa sampai ke berbagai sudut dan kita dipaksa untuk tidak berdiam diri. Tak sedikit pun terlewatkan sampai langkah terayunkan. Meskipun langkah itu hanya sekedar ancaman. Setitik upah tak mengapa untuk bekal di akhirat nanti.
Pencabulan, sodomi, pemerkosaan dan hubungan di luar nikah lain makin banyak terjadi pada anak sekolah. Ini bisa dianggap cermin untuk rata-rata penduduk Indonesia. Perzinahan merupakan fenomena gunung es di tengah laut yang hanya terlihat puncaknya saja. Ketika semuanya belum terlambat untuk ditangani.

Sikap yang hanya memandang biasa situasi dan kondisi seperti sekarang ini bukanlah jawaban yang tepat. Agama kita tidak mengajarkan berbohong meskipun pada diri sendiri. Sepertinya inilah sikap orang-orang berpengetahuan yang ada di negeri ini. Akar permasalahan yang tidak tahu dari sejak kapan sampai pucuk daun tidak pernah tersentuh. Para penguasa pun sepertinya ‘ngeblend’ dengannya. Dan pada akhirnya kita pasrah gunung ini sampai meletus.

Baca Juga:Dinsos Bantu Lansia Beternak DombaTekan Angka Lakalantas, Polsek Pusakanagara Upayakan Tutup U Turn

Ada titik di mana seorang manusia yang akan melaksanakan kehendaknya syarat utama yang harus dilakukan adalah berbuat keji (berzina), itu mungkin!! Penjelasannya adalah pada Ghozwul Fikri bagian 1, ditulis bahwa orang-orang kafir berencana untuk menghancurkan islam salah satunya lewat cara ini, semua yang sudah berbuat membentuk jejaring kuat dan dampaknya terjadilah seperti itu. Bagaimana jika ini mengakar pada diri umat muslim?…sakit!!!

Kebanyakan manusia jaman ini ‘dunia’ dijadikan tuhan yang dia sembah. Mencari ilmu sampai gelar doktor, bukan untuk niat ibadah kepada Nya, titel nya adalah tuhannya. Menjadi artis paling ngetop menggunakan segala cara sampai mau ditiduri (maaf) supaya mendapatkan peran utama. Mencari harta tak peduli halal-haram yang penting untung. Menjadi petualang cinta yang penting nafsu terlampiaskan. Itulah ‘ilah’ mereka. Sebagian dampak dari fenomena gunung es…

Masa revolusi adalah salah satu bom waktu yang meledak, memakan korban yang begitu banyak. Perlu menata kembali dari awal untuk bisa sampai menjadi seperti sekarang ini. Ibarat roda yang terus berputar awalnya kita di bawah suatu saat ada di bawah lagi. Perang sipil, reformasi jilid dua, transformasi atau apa lagi itu namanya, kemungkinan akan terjadi. Ini semua akibat kita terus berdiam diri.

0 Komentar