Sistem Sekuler-Liberalisme Mencekik, Ketahanan Keluarga Tercabik

Sistem Sekuler-Liberalisme Mencekik, Ketahanan Keluarga Tercabik
0 Komentar

Oleh : Ine Wulansari
Pendidik Generasi

Tak ada satu orangtua pun yang membayangkan, dirinya akan digugat anak kandungnya sendiri. Anak yang dibesarkannya, diberi pendidikan, dan berbagai kebutuhan hidup, justru melakukan hal yang di luar norma dan akal sehatnya.

Seperti yang dialami seorang ibu yang dilaporkan anak kandungnya di Kabupaten Demak. Ibu yang berinisial S ini, mendekam di sel tahanan Polsek Kota Demak. Penyebabnya, karena sang ibu jengkel pada anaknya, kemudian ia membuang baju-baju anaknya. Terjadilah perkelahian dan saling dorong hingga sang anak terjatuh, dan hal ini pun dilerai oleh warga. Kemudian anaknya melaporkan ibunya atas dugaan penganiyaan dan kekerasan dalam rumah tangga. (detiknews.com, 9 Januari 2021)

Hal serupa dialami seorang ibu di Nusa Tenggara Barat. Ibunya dilaporkan oleh anak kandungnya sendiri karena masalah motor. Namun laporannya ditolak langsung oleh Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah AKP Priyo Suhartono. (Tribunnews.com, 29 Juni 2020)

Baca Juga:Hanya Gibran yang Jadi Saingan Kuat Anies Baswedan Jika Pilkada 2022 DigelarJalur Pantura Rusak, Pemotor Diminta Hati-hati

Dua kasus di atas hanya sebagian dari tindakan pelaporan anak terhadap orangtuanya. Fakta ini menunjukkan, fenomena anak durhaka tak lahir dengan sendirinya. Alpanya orangtua dalam mendidik serta tak hadirnya mereka sebagai teladan bagi anak-anaknya, secara tak langsung telah menjadi jembatan lahirnya generasi yang tak hormat pada orangtuanya. Hal ini tentu saja dipicu oleh gempuran sistem sekuler, yang menjadikan interaksi dalam keluarga hanya sebatas kebutuhan materi. Sehingga menjadikan landasan hubungan antara ibu dan anak semua diukur dengan untung rugi semata.

Derasnya arus pemikiran liberalisme yang menyerang keluarga-keluarga di Indonesia, menyebabkan pertimbangan dalam keluarga bukan merujuk pada halal dan haram, melainkan materi di atas segalanya. Apabila salah satu anggota keluarga tak memberi manfaat, akan disingkirkan meskipun itu orangtuanya sendiri.

Tekanan akibat gaya hidup, kesenjangan ekonomi, dan lemahnya nilai pemahaman agama yang menjadikan seseorang kehilangan fitrahnya sebagai manusia. Begitulah serangan liberalisme yang demikian deras, menghancurkan ketahanan keluarga yang telah dibangun.

Masalah utama dalam keluarga sebenarnya adanya liberalisme keluarga. Pemahaman liberalisme telah berhasil mengikis pemahaman keluarga tentang hak dan kewajiban antara anggota keluarga. Penyebabnya yakni, meninggalkan nilai-nilai Islam dalam keluarga. Kemudian, liberalisme telah berhasil mencabut fitrah seorang ibu demi memenuhi kebutuhan keluarga. Akibatnya para ibu meninggalkan rumah dan mengabaikan peran utamanya sebagai pendidik dan pencetak generasi cemerlang.

0 Komentar