Beijing Lockdown Lagi! 800 Ribu Warga Dites, Virus Covid-19 Terdeteksi dari Indonesia

Lockdown Beijing
Beberapa distrik di Ibu Kota China, Beijing kembali memberlakukan lockdown setelah penularan Covid-19 kembali meningkat tajam.
0 Komentar

PENULARAN kasus Covid-19 di Ibu Kota China, Beijing semakin parah dalam beberapa hari terakhir. Salah satunya terjadi dikluster distrik Shunyi, Beijing. Otoritas kesehatan Beijing menyebut kluster tersebut berasal dari kasus asimtomatik yang diimpor dari Indonesia.

Demi menghindari penyebaran meluas, pemerintah menutup sejumlah area dan bangunan. Selain itu, lebih dari 800.000 warga telah di tes sejak akhir pekan lalu.

Tidak ketinggalan, Semua pertemuan skala besar seperti pameran kuil dan acara olahraga dibatalkan. Jumlah penumpang transportasi umum juga dibatasi. Kapasitas tempat hiburan juga turun hingga 75%. Beijing juga mendesak penduduk untuk tinggal di rumah selama liburan.

Baca Juga:Mengancam Kerja Jurnalis, Komunitas Pers Minta Kapolri Cabut Pasal 2d dalam MaklumatnyaSosialisasikan Prokes dengan Berbagi Ratusan Box Nasi Kuning

Pegawai negeri sipil juga dilarang bepergian dari 1 Januari hingga hari libur Imlek. Pertunjukan komersial dilarang mulai 1 Januari. “Negara masih perlu memperhatikan kasus di luar negeri,” kata Wakil kepala Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Peking, Wang Peiyu kepada Global Times.

Masyarakat luar negeri juga diduga menjadi penyebab kasus sporadis di kota-kota lain, beberapa diantaranya Shenyang, Dalian dan Chengdu. Semuanya ditemukan datang dari luar negeri setelah penyelidikan epidemiologi dan analisis sekuensing gen virus, menurut otoritas Tiongkok pada hari Kamis.

Hingga Rabu, Shenyang di Liaoning telah menyebut 16 pasien COVID-19 yang dikonfirmasi ditambah dua silent carrier. Penyebab kasus ini mengarah pada pasien bermarga Yin yang memasuki China pada 29 November dari Korea Selatan, menurut Komisi Kesehatan Shenyang pada hari Kamis.

“Kasus individu menyebar lebih cepat karena masa inkubasi pasien lebih lama dari biasanya, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa virus tersebut adalah varian baru yang cepat menyebar,” kata Wang Peiyu.

Tidak ketinggalan, Otoritas kota Dalian mengatakan bahwa gelombang kasus COVID-19 yang dimulai dari 15 Desember ini dipicu oleh sumber impor dari luar negeri setelah analisis sekuensing gen virus.

Shenyang dan Dalian sekarang mewajibkan semua pelancong yang datang dari luar negeri harus mengikuti karantina 14 hari ditambah periode observasi medis 7 hari.

Kedua kota telah memasuki “mode masa perang” karena kasus baru COVID-19 dan akan secara ketat mengikuti langkah-langkah yang diperlukan untuk mengekang penyebaran virus lebih lanjut.(red)

0 Komentar