SUBANG– Universitas Islam Bandung (UNISBA) melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui program sosialisasi dan implementasi pengelolaan sampah dengan sistem bata terawang di Desa Kiarasari, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang.
Kegiatan ini telah dilaksanakan pada Minggu (28/9/2025), yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi dan sejalan dengan program Gubernur Jawa Barat yang menekankan gerakan kebersihan, penanganan, dan pengelolaan sampah.
Dekan pembimbing UNISBA, Dr. Ir. M. Satori, MT, IPU, dalam paparannya menyebutkan Jawa Barat menjadi penghasil sampah terbesar ketiga di Indonesia setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Baca Juga:Pohon Besar Tumbang Akibat Angin Kencang, Sempat Tutup Akses Jalan Citalang – Warung KaduGMNI Subang Gelar Dialog Publik, Tegaskan Reforma Agraria dan Masa Depan Petani
Berdasarkan data Sitem Informasi Pengelolaan Sampah Nasiona (SIPSN), timbulan sampah dari 323 kabupaten/kota di Indonesia mencapai 35,3 juta ton per tahun, namun hanya 36,1% yang berhasil dikelola. Dari jumlah tersebut, 55,7% berasal dari sampah rumah tangga.
“Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih rendah. Jika tidak ditangani dengan serius, hal ini akan menimbulkan masalah besar di masa depan, termasuk pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem,” jelasnya.
Di sesi lain, dosen farmakologi UNISBA, Apt. Vinda Maharani Patricia, M.Si, menambahkan selain implementasi sampah bata terawang dan pembuatan pupuk organik (biofertilizer), program ini juga mengembangkan komoditas tanaman bernilai gizi tinggi, yakni kacang sancha inci, yang dapat membantu meningkatkan gizi balita.
Lebih jauhnya, PKK Desa Kiarasari juga mendapat pelatihan mengolah sampah menjadi eko-enzim serta kerajinan tangan dari sampah non-organik, sehingga sampah tidak hanya bermanfaat untuk lingkungan, tetapi juga bernilai ekonomis.
Kepala Puskesmas Jatireja, H. Isam Syamsudin, SKM, MM, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini. Ia menilai pengembangan tanaman bernilai gizi tinggi akan sangat membantu dalam penanganan dan pencegahan stunting yang masih cukup tinggi di wilayahnya.
“Semoga program ini bisa berlanjut dan sukses, serta diadopsi di desa-desa lain, khususnya di Kecamatan Compreng dan umumnya di Kabupaten Subang,” ucapnya, menyampaikan pesan Camat Compreng yang berhalangan hadir.
Sementara itu, Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Subang, Yayat Supriyatna, S.Sos, menegaskan program ini selaras dengan Instruksi Bupati Subang Nomor 3 Tahun 2025 mengenai pengelolaan sampah berbasis masyarakat.