Stunting bukan hanya masalah pertumbuhan fisik, tetapi juga berdampak pada perkembangan otak anak, yang dapat memengaruhi kualitas sumber dayamanusia kita di masa depan.
Sosialisasi program MBG bukan hanya tentanginformasi yang diberikan kepada masyarakat, tetapijuga tentang aksi konkret yang dapat dilakukan untukmemperbaiki status gizi masyarakat, baik itu dalambentuk pendidikan gizi, pemenuhan gizi seimbang, maupun pencegahan masalah gizi buruk.
Dalam rangka mendukung tujuan tersebut, Nurojimengajak seluruh pihak, baik itu pemerintah daerah, tenaga kesehatan, akademisi, organisasi masyarakat, maupun media, untuk terus berkolaborasi. Program-program seperti Gerakan Masyarakat Sehat, EdukasiGizi Seimbang, dan Pemberdayaan Posyandu harusterus diperkuat dan dilaksanakan dengan penuhkomitmen.
Baca Juga:Disaksikan Presiden Prabowo, PLN Teken Kerja Sama Pemanfaatan Gas Domestik di IPA Convex 2025Makan Bergizi Gratis Jadi Program Prioritas Pemerintahan Prabowo – Gibran
Dengan adanya program MBG diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat mengenaipentingnya menjaga pola makan sehat dan gaya hidupaktif.
Sebagai bagian dari upaya untuk menciptakanIndonesia yang sehat, Badan Gizi Nasional juga telahmerumuskan beberapa kebijakan strategis yang dapatmendukung tercapainya kesehatan yang optimal bagimasyarakat Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:
1. Peningkatan pelayanan kesehatan gizi di tingkatpuskesmas, yang merupakan ujung tombak pelayanankesehatan masyarakat di daerah.
2. Pemberian makan bergizi pada ibu hamil dan balita, yang merupakan periode emas dalam tumbuh kembanganak.
3. Pemberdayaan kader posyandu untuk melakukanpemantauan status gizi pada balita dan ibu hamil, sertamemberikan edukasi tentang pola makan sehat.
Analis Kebijakan Ahli Muda Dit.PromedDep.Prokerma BGN Ade Tias Maulana menyampaikan bahwa program MBG memerlukan kolaborasi baik dari pemerintah pusat, daerah hingga masyarakat untuk bersama-sama menjalankan program MBG.
“Kita juga harus meningkatkan koordinasi antarapemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga medis, dan masyarakat agar informasi dan kebijakan yang adadapat diakses dan diterima dengan baik oleh seluruhlapisan masyarakat. Semua pihak harus bekerjabersama untuk mengurangi angka stunting, gizi buruk, dan penyakit yang terkait dengan pola makan tidaksehat,” terang Ade Tias.
Baca Juga:Momentum Hari Kebangkitan Nasional, SP PLN bersama Forkom SP BUMN Rapatkan Barisan Kawal Asta CitaBekas Bangunan Hotel Subang Plaza Terbengkalai Padahal Ada di Tengah Kota Subang
“Permasalahan gizi bukan hanya tanggung jawabsektor kesehatan saja, tetapi menjadi tanggung jawabkita semua, baik itu masyarakat, pemerintah, maupunsektor swasta. Oleh karena itu, mari kita bersinergidalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat, khususnya di Kota Bekasi ini,” tutup Ade Tias.