Jakarta – Acara “Indonesian Cinema Night” yang berlangsung di Festival Film Cannes, Prancis, menjadi ajang strategis untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan potensi perfilman Indonesia kepada dunia, sekaligus membangun koneksi global bagi insan film Tanah Air.
Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mendukung kemajuan industri film nasional.
Ia menekankan pentingnya mengangkat budaya dan identitas bangsa Indonesia melalui karya-karya sinematik yang mampu bersaing di panggung internasional.
Baca Juga:Polda Metro Jaya Kerahkan 1.562 Personel Gabungan Amankan Laga Persija vs Malut United di JISDari Target 816 Milyar Pendapatan Baru Capai 153 Miliar, Bapenda Gali Sumber Potensi Baru
“Indonesia adalah negara Mega Diversity, dengan kekayaan budaya yang luar biasa. Kami siap membawa semangat kolaborasi lintas negara, khususnya dalam produksi film bersama, demi mengenalkan budaya Indonesia ke kancah global,” ujar Fadli dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (18/5).
Pada 2024, industri film nasional mencatatkan capaian positif: lebih dari 200 judul film berhasil diproduksi dan total penonton bioskop mencapai 122,7 juta, dengan 81 juta di antaranya menonton film Indonesia.
Untuk pertama kalinya, jumlah penonton film lokal melampaui film impor, mencetak rekor 67 persen dari total penonton.
Fadli juga mengungkapkan bahwa dalam dua tahun terakhir, sebanyak 36 film Indonesia terpilih untuk ditayangkan di berbagai festival film bergengsi dunia.
Di Festival Cannes tahun ini, sejumlah karya anak bangsa turut diputar, seperti Pangku, Renoir, Ikatan Darah, Timur, Sleep No More, dan Jumbo.
Menteri Fadli turut memberikan apresiasi kepada para pelaku industri film Indonesia yang hadir di Cannes, termasuk Christine Hakim, Reza Rahardian, Iko Uwais, dan Ario Bayu.
Salah satu proyek yang turut diperkenalkan di Cannes adalah Rose Pandanwangi yang dibawa oleh Robby Ertanto dan Chelsea Islan untuk menarik minat investor internasional.
Baca Juga:GRATIS! SMK PGRI Subang Buka Pendaftaran Siswa Baru Tahun 2025/2026, Cek SyaratnyaPemdes Tambakmekar Raih Juara 3 Lomba Perpustakaan Tingkat Kabupaten Subang
Sementara itu, produser Yulia Evina Bhara menampilkan film kolaboratif antarnegara berjudul Renoir, sekaligus menjalankan perannya sebagai juri mewakili Indonesia.
Dua ajang perfilman lokal, yakni Jakarta Film Week dan Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF), yang digagas oleh Garin Nugroho, juga turut ambil bagian dalam memperkuat eksistensi perfilman Indonesia di pasar global.
Dalam momen tersebut, Fadli mengajak para pelaku industri film dunia untuk menjajaki peluang produksi di Indonesia, yang menurutnya merupakan negeri penuh keragaman budaya dan inovasi.