PURWAKARTA-Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Purwakarta melalui Bidang Rehabilitasi dan Pemberdayaan Sosial (Rehdayasos) kembali memulangkan orang telantar ke kampung halamannya.
Kali ini, pasangan lanjut usia (lansia) asal Bandar Lampung, Suhardi dan istrinya Rumnawati, yang difasilitasi kepulangannya setelah telantar selama empat hari di Purwakarta. Kepulangan keduanya telah dilaksanakan pada awal pekan kemarin.
Kabid Rehdayasos Dinsos P3A Kabupaten Purwakarta, Dindin Ibrahim, mengatakan pasangan lansia tersebut diketahui datang ke Purwakarta untuk mencari anaknya, namun alamat yang dituju tidak jelas, sehingga akhirnya telantar.
Baca Juga:Usulan Tak Digubri, 5 Kades Sepakat Bangun Bendungan Kali Sewo, Atasi Kekeringan Sawah PetaniLembang Gelar Doa Bersama Hadapi Ancaman Sesar Lembang
“Banyak orang telantar datang dari luar kota bahkan luar provinsi. Kalau masih di Jawa Barat, lebih mudah direunifikasi karena bisa langsung direkomendasikan ke Baznas untuk biaya kepulangan. Akan tetapi, kalau luar provinsi biasanya dilakukan secara estafet melalui dinas sosial di daerah yang dilalui,” katanya saat dikonfirmasi, Rabu (3/9/2025).
Meski demikian, Dindin menegaskan, untuk lansia pihaknya berusaha memberi perhatian khusus.
“Kasus pasangan asal Bandar Lampung ini awalnya hanya difasilitasi sampai Jakarta. Setelah kami koordinasi dengan pimpinan, akhirnya mereka bisa dibantu hingga tiba di kampung halamannya,” ujarnya.
Dindin menjelaskan, pemulangan orang telantar memerlukan waktu karena harus dipastikan ada keluarga atau kerabat yang siap menerima.
Sambil menunggu kepastian itu, kata dia, Dinsos Purwakarta bekerja sama dengan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) untuk menampung sementara para penerima manfaat, termasuk anak, lansia, maupun orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
“Kami berharap pemerintah daerah segera memiliki rumah singgah. Dengan adanya rumah singgah, penanganan orang terlantar akan lebih layak. Selama ini, jika malam hari, mereka sering menunggu di kantor karena belum ada tempat khusus,” ucapnya.
Ia menambahkan, bantuan kepulangan tidak diberikan dalam bentuk uang tunai, melainkan tiket perjalanan dan sedikit bekal. “Langkah ini untuk mencegah adanya modus. Jadi bantuan benar-benar digunakan untuk kepulangan mereka,” kata Dindin.(add)