PASUNDAN EKSPRES – Ruwatan Bumi atau sering disebut juga Ruwat Desa adalah salah satu upacara adat tradisional yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Upacara ini menjadi bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia alam dan hasil bumi yang diberikan.
Selain itu, ruwatan bumi juga menjadi sarana memohon keselamatan, keberkahan, serta kesejahteraan di masa mendatang.
Baca Juga:Cara Mendapatkan Kode OTP DANA Lewat Email6 Jenis Koin yang Dicari Kolektor dan Populer di Kalangan Investor
Lebih dari sekadar ritual, tradisi ini berfungsi melestarikan kearifan lokal sekaligus mempererat ikatan persaudaraan antarwarga desa.
Tujuan Ruwatan Bumi
Pelaksanaan ruwatan bumi tidak hanya sebatas upacara seremonial, melainkan memiliki makna yang dalam:
Ungkapan Syukur : Masyarakat desa bersama-sama menyampaikan rasa terima kasih atas rezeki yang diberikan melalui hasil pertanian, perkebunan, maupun sumber daya alam lainnya.
Harapan Masa Depan : Dalam doa dan rangkaian acara, masyarakat memohon agar panen berikutnya lebih baik, penuh berkah, serta dijauhkan dari segala bencana atau sengkolo.
Pelestarian Budaya : Ruwatan bumi menjadi salah satu upaya menjaga identitas budaya lokal agar tetap hidup dan dikenal oleh generasi muda.
Penguatan Kebersamaan : Tradisi ini juga menjadi sarana mempererat ikatan sosial antarwarga desa, karena semua elemen masyarakat terlibat dan merayakan bersama.
Rangkaian Acara Ruwatan Bumi
Rangkaian kegiatan ruwatan bumi bisa berbeda di tiap daerah, namun secara umum melibatkan beberapa prosesi penting, antara lain:
Baca Juga:Rahasia Beli Pulsa Pakai Paylater TikTok: Cepat, Aman, dan PraktisBocoran Harga Microsoft Surface Terbaru 2025
Istighosah : Doa bersama yang dipimpin tokoh agama untuk memohon keselamatan, keberkahan, dan ketentraman hidup.
Kirab Gunungan Hasil Bumi : Prosesi arak-arakan gunungan berisi hasil bumi seperti sayuran, buah-buahan, dan makanan. Gunungan ini diarak keliling desa sebelum dibagikan kepada warga.
Pagelaran Seni Budaya : Pertunjukan kesenian tradisional seperti wayang kulit, kuda lumping (ebeg), atau tari-tarian rakyat sebagai hiburan sekaligus media edukasi budaya.
Ziarah dan Penghormatan Leluhur : Beberapa daerah juga menggelar doa lintas agama atau ritual penghormatan leluhur sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa pendahulu.
Berbagi Hasil Bumi : Gunungan hasil bumi kemudian dibagikan atau diperebutkan warga. Tradisi ini dipercaya membawa berkah dan simbol rasa syukur.