Peringatan Darurat, Kapasitas TPA Cikolotok Kabupaten Purwakarta Dekati 90 Persen

TPA Cikolotok Kabupaten Purwakarta
Kondisi terkini TPA Cikolotok Kabupaten Purwakarta
0 Komentar

PASUNDANEKSPRES.CO – Pengelolaan sampah menjadi tantangan serius dan PR besar bagi Kabupaten Purwakarta. Hal ini menyusul Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cikolotok yang kondisinya hampir mencapai batas kapasitas maksimal, dengan tingkat keterisian mendekati 90 persen.‎‎Persoalan kian kompleks saat Kementerian Lingkungan Hidup melayangkan dua kali surat teguran agar TPA tersebut segera ditutup karena dinilai sudah tidak layak.‎‎”Ketika saya baru menjabat, sanksi itu sudah ada. Dalam satu bulan pertama kami fokus membereskan administrasi dan progresnya sudah mencapai sekitar 80 persen,” kata Erlan kepada wartawan, Selasa (23/12/2025).‎‎Akan tetapi, kata dia, keterbatasan anggaran menjadi kendala utama. Anggaran perubahan baru turun di akhir tahun, sehingga sejumlah pekerjaan teknis, termasuk penanganan sistem open dumping, belum seluruhnya dapat diunggah ke sistem kementerian.‎DLH Purwakarta mencatat, produksi sampah di Kabupaten Purwakarta mencapai sekitar 400 ton per hari, namun, yang mampu diangkut ke TPA hanya sekitar 150 hingga 200 ton per hari.‎‎Sisanya, lanjut Erlan, diolah melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) dan TPS yang tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Darangdan, Tegalwaru, dan Bojong.‎‎”Jadi sebagian yang masuk ke TPA Cikolotok itu sebenarnya sudah residu saja,” ujar Erlan mengungkapkan.‎‎Ia mengatakan, TPA Cikolotok sendiri memiliki luas sekitar 10 hektare. Dari total tersebut, lima hektare sudah terpakai dan akan ditutup.

Sisa lahan direncanakan untuk dijadikan TPA sementara, namun kembali terkendala anggaran dan perizinan, termasuk rencana pemindahan alur sungai yang melintasi area TPA.

Tak sampai di situ, situasi di lapangan juga sempat memicu polemik, ketika armada truk sampah harus mengantre hingga berjam-jam di TPA. Erlan menegaskan, hal itu terjadi akibat kerusakan alat berat di lokasi.‎‎”Alat berat tiba-tiba rusak saat sampah masuk. Kami harus mencari pengganti, itu butuh waktu. Antrean sampai dua atau tiga jam itu di luar keinginan kami,” ucapnya.

Baca Juga:Sumber Mata Air Cimutan Kasomalang Kulon Siap Sambut Lonjakan Wisatawan Libur Natal dan Tahun BaruNatal 2025, Arus Lalu Lintas di Tol Cipali Menuju Cirebon Masih Landai

‎Kondisi ini memaksa jajarannya bekerja ekstra sejak pukul 04.00 WIB demi memastikan kebersihan kota tetap terjaga. Targetnya, sampah sudah bersih pada pukul 07.00 WIB.‎‎Akan tetapi, upaya tersebut kerap terbentur perilaku sebagian masyarakat. Meski sampah sudah dibersihkan sejak subuh, masih ada warga yang membuang sampah kembali setelah pukul 07.00 WIB. Akibatnya, DLH kerap menjadi sasaran keluhan masyarakat.‎‎”Padahal dari pukul 06.00 WIB sudah klir, tapi setelah kami pergi, ada saja yang buang sampah lagi. Akhirnya kami yang disalahkan,” kata Erlan.‎‎Ia menyebutkan, DLH Purwakarta saat ini mengoperasikan sekitar 70 unit armada pengangkut sampah, terdiri dari dump truck dan pikap.‎‎Meski masih beroperasi, ia mengatakan, sebagian besar armada dinilai sudah tua. Kondisi serupa juga terjadi pada alat berat di TPA, yang rata-rata berusia lebih dari 15 tahun.‎‎”Ekskavator dan dozer itu pengadaan 2009. Sekarang sudah sering rusak,” ujar Erlan.‎‎Sementara, dari sisi sumber daya manusia, Erlan mengatakan, DLH memiliki sekitar 380 petugas lapangan, dengan total keseluruhan pegawai hampir 500 orang.

0 Komentar