Airbus 321neo

Airbus 321neo
0 Komentar

Sejak hari itu banyak negara lebih mendengar CAAC daripada FAA. Ini tumben sekali. Ini baru.

Setelah itu barulah FAA ikut melarangnya. Bisa jadi FAA malu hati. Lembaga itulah yang meloloskannya. Bagaimana bisa melarangnya.

Kini semua jenis pesawat itu berhenti beroperasi. Jumlahnya 393 buah. Di seluruh dunia. Betapa besar kerugiannya. Bagi perusahaan pembeli. Pun bagi Boeing. Juga bagi penumpang. Kini banyak sekali jadwal yang dibatalkan. Anda juga merasakan bukan?

Baca Juga:DPRD Karawang Minta Rp10 Miliar untuk Berantas NarkobaSitus Percandian Batujaya Ditetapkan Jadi Cagar Nasional

Lion seperti mendapat angin. Dulunya Lion lah yang disalah-salahkan. Pilotnyalah. Manajemen pemeliharaannyalah. Cara pengaturan tugas pilotnyalah.
Apalagi Lion memang sering salah.
Amerika selalu benar.

Lion akan meninjau kembali pembelian 737MAX8. Yang nilainya USD 22 miliar. Atau sekitar Rp 30 triliun.

Norwegia Airlines sudah minta ganti rugi pada Boeing. Akibat hilangnya bisnis dan nama baik. Demikian juga SpiceJet India.
Sedang Garuda yang sudah memesan 49 buah juga akan membatalkannya. Kebetulan sekali. Ada alasan kuat untuk membatalkannya. Perusahaan lain membatalkan beli Boeing untuk beli Airbus. Garuda belum tentu batal karena itu.

Kini begitu besar usaha yang harus dilakukan Boeing. Untuk mempertahankan agar pesanan yang sudah masuk tidak dibatalkan. Yang jumlahnya – – masyaallah– mencapai 4.646 buah.

Anda sudah tahu: 737MAX8 adalah penyempurnaan dari 737 800. Dicanggihkan komputernya. Dilengkapi otomatisasi anti jatuh karena stall: akibat hidung pesawat yang terlalu mendongak ke atas. Tidak diperlukan lagi pilot untuk mengendalikan hidung itu. Yang dikritik habis oleh Presiden Donald Trump: sebagai berlebihan canggihnya.

Di lain pihak A321neo juga penyempurnaan dari A321. Yang juga laris di pasar. Yang saya juga sering naik di dalamnya. Termasuk Rabu kemarin. Dari Tianjin di pantai timur ke Chengdu di propinsi Sichuan: 3 jam penerbangan.

Hanya saja penyempurnaan Airbus 321 itu dilakukan di tingkat efisiensinya. Bukan di otomatisasinya.

Baca Juga:Tahun 2018, 13 PNS DipecatBOS dan Terwujudnya Subang Jawara

Kalau hemat 20 persen itu jadi kenyataan memang luar biasa hebatnya. Betapa senang perusahaan pembelinya. Di saat harga BBM mahal.

Di samping wifi kecepatan tinggi penumpang A321neo juga merasakan koridor yang lebih lebar. Pun tempat bagasinya. Lebih luas. Plus ada tablet ya. Yang bisa untuk tilpon dan youtube.

0 Komentar