Selanjutnya peserta didik diberi tugas pada materi perpetaan membuat peta tematik suatu wilayah dan pada materi SIG membuat analisis jaringan transportasi perjalanan dari Jakarta ke Jogjakarta menggunakan aplikasi google maps sebagai tugas mandiri. Guru tetap memberikan bimbingan secara online pada peserta didik yang mengalami kesulitan.
Pembuatan peta mencakup 11 (sebelas) komponen peta dan syarat pembuatan peta tematik yang baik dan benar sesuai kaidah pemetaan dan dalam pembuatan analisis jaringan transportasi peserta didik diberi arahan dalam memilih jalur transportasi melalui jalur utara atau jalur selatan dan menganalisis hambatan dan efektivitas kedua jalur tersebut sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik masing-masing. Keaktifan dan antusias peserta didik akan lebih terlihat ketika diberi kebebasan untuk mengkreasikan peta tematik tersebut tanpa mengurangi unsur dalam komponen perpetaan. Penugasan dapat dikirimkan melalui Google Classroom atau grup WhatsApp. Peserta didik yang berani mengunggah hasil penugasan di salah satu media sosial (seperti Instagram atau YouTube) dan membagikan linknya di Google Classroom akan mendapatkan reward dari guru. Pada pertemuan selanjutnya, secara bersama-sama akan dilakukan evaluasi.
Dalam pembuatan tugas mandiri, guru selalu memberikan support pada peserta didik yang memiliki kesulitan. Dari rekapitulasi data siswa yang hadir aktif berdiskusi, tanya jawab, mengumpulkan tugas meningkat hingga 80-100% setelah menggunakan model pembelajaran blended learning daripada sebelumnya yang masih di bawah angka 50%. Keaktifan peserta didik yang muncul pada pelajaran Geografi di SMA Negeri 2 Wonogiri merupakan pengalaman inspiratif mengaplikasikan model pembelajaran blended learning. Peningkatan keaktifan peserta didik berimbas pada antusias dan pengalaman belajar menjadi semakin menarik, yang berujung pada meningkatkan hasil belajar peserta didik.(*)