Bencana Erupsi Gunungapi dan Upaya Mitigasinya

Bencana Erupsi Gunungapi dan Upaya Mitigasinya
0 Komentar

Ancaman bahaya primer akibat erupsi gunung api meliputi: abu vulkanik, awan panas, lontaran batu pijar, gas vulkanik, aliran lava, kubah lava, hujan asam, longsornya lereng gunung, dan kolom erupsi. Abu vulkanik bisa mengganggu penerbangan dan bisa menghancurkan atap rumah seperti yang pernah terjadi ketika erupsi gunung Pinatubo (Philipina).

Ancaman bahaya sekunder dari erupsi gunung berapi adalah lahar. Endapan material vulkanik yang belum terpadatkan ditambah curah hujan yg tinggi di area gunungapi, bisa menyebabkan lahar. Kasus jarang (rare case) pada bahaya sekunder adalah longsornya gunungapi Anak Krakatau yang kemudian memicu tsunami di selat Sunda.

Upaya mitigasi: pentahelix dan sinergi. Upaya untuk mengurangi dampak kerugian mencapai nol korban perlu upaya bersinergi antara unsur pemerintah, akademisi/ilmuwan/guru, masyarakat, pelaku usaha, dan media. Pemerintah berperan dalam:

(1) Perencanaan wilayah berbasis kebencanaan;

(2) Pengambilan keputusan berdasarkan ilmu dan data;

(3) Kolaborasi dengan scientists dan akademisi dalam perencanaan wilayah.

Peran Akademisi/peneliti/guru:

(1) Mengedukasi fenomena vulkanisme berdasarkan sains;

2) Meneliti tingkah laku dari gunungapi;

(3) Hasil penelitian ditransfer ke masyarakat dan pemangku kebijakan.

Peran masyarakat:

(1) Patuh dan mengikuti perintah otoritas yang memonitor gunungapi;

(2) Tidak percaya hoax;

(3) Saling membantu saat situasi krisis (sister village).

Peran pelaku usaha:

(1) Patuh terhadap otoritas yang memonitor gunungapi; dan

(2) Memitigasi long term risiko agar tidak terjadi kerugian yang massif.

Peran media:

(1) Memberikan informasi akurat bukan hoax; dan

(2) Mengedukasi melalui sumber yang terpercaya.

Baca Juga:Ada Apa Dengan Rata Lama Sekolah di Subang?An Analysis Of Critical Aspects Of Literary Essay Example

Upaya mitigasi Studi kasus: Merapi. Gunungapi bersifat sangat dinamis. Untuk itu perlu dilakukan studi dinamika gunungapi
melalui data-data: kegempaan (seismicity), perubahan tubuh gunung (deformasi), gas vulkanik, morfologi gunungapi (visual observation), dan update peta bahaya berdasarkan data saintifik. Pada kasus Merapi, prosesnya sebagai berikut:

1. Magma naik ke permukaan – desakan magma akan membuat batuan retak – terekam oleh sensor gempa (seismometer)
2. Desakan magma ke atas juga akan merubah bentuk gunung yang terdeteksi oleh tiltmeter dan GPS (Iswahyudiharto). (*)

 

Laman:

1 2 3
0 Komentar