Demokrasi di Tengah Pandemi, Dimanakah Hati Nurani?

Demokrasi di Tengah Pandemi, Dimanakah Hati Nurani?
0 Komentar

Betapa demokrasi lebih membenarkan pikiran orang-orang awam dari pada orang yang berilmu. Para penguasa telah memanipulasi demokrasi atau pemikiran orang awam demi keberlangsungan kekuasaan mereka. Semua itu dilakukan tanpa harus mengacu pada substansi dan kebenaran yang sesungguhnya.

Berbeda dengan Islam yang sangat menghargai nyawa manusia. Islam selain sebagai agama juga merupakan sistem hidup yang berasal dari Sang Khalik Al Mudabbir untuk makhluk-Nya agar tidak keliru ketika menapaki jalan kehidupan di dunia. Aturannya yang rinci dari yang pokok hingga cabang begitu sempurna karena telah tertuang di dalam kitab dan sunnah-Nya. Termasuk bagaimana Islam sangat menjaga nyawa manusia. Allah Swt. berfirman yang artinya:

“…Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang muslim maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan seluruh manusia semuanya…”(TQS al-Maidah {5}: 32)

Baca Juga:Apa Solusi Tuntas bagi Kemiskinan Massal?Daring Dinilai Tidak Efektif, Disdik Pertimbangkan Belajar Tatap Muka

Selain itu, pemilihan pemimpin suatu wilayah di dalam sistem pemerintahan Islam (khilafah), juga berbeda dengan sistem demokrasi. Kepala negara (khalifah) akan mengangkat seorang wali (setingkat gubernur) sebagai penguasa di wilayahnya (provinsi). Kemudian wilayah tersebut akan dibagi lagi menjadi beberapa bagian (imalah) dan dipimpin oleh seorang amil atau hakim. Sebagaimana Rasulullah saw. telah mengangkat Mu’adz bin Jabal untuk menjadi wali di wilayah. Kemudian mengangkat Ziyad bin Walid untuk wilayah Hadramaut dan Abu Musa al-Asy’ari di wilayah Zabid dan ‘Adn. Mereka dipilih karena memiliki kecakapan, kemampuan dalam mengurus pemerintahan, berilmu dan juga ketakwaannya yang tidak diragukan lagi. Karena wali diangkat oleh kepala negara maka pemberhentiannya pun merupakan hak kepala negara jika dipandang perlu atau karena adanya pengaduan dari penduduk wilayah setempat terkait kebijakan.

Proses pengangkatan seperti itu sudah berjalan sejak zaman Rasulullah saw. dan para pemimpin setelahnya, begitu praktis dan efektif dari segi waktu maupun biaya yang demikian hemat. Pemimpin negara yang penuh dengan keimanan dan ketakwaan yang ada dalam sistem pemerintahan Islam telah melahirkan pemimpin maupun pejabat di bawahnya sebagai orang yang amanah di dalam menjalankan roda pemerintahan.

Sebagai penguasa yang memimpin dan bertanggung jawab di wilayahnya menyadari betul fungsi dan tugasnya untuk mengurusi urusan rakyat dengan sungguh-sungguh, menjaga dan melindungi rakyat dari segala ancaman, seperti kelaparan, kemiskinan ataupun dari berbagai macam penyakit berbahaya termasuk wabah virus Covid-19.

0 Komentar