Disparpora Subang: Destinasi Wisata Dilarang Gelar Even

Disparpora Subang: Destinasi Wisata Dilarang Gelar Even
0 Komentar

SUBANG-Buntut dari menghadirkan artis Youtube di Taman anggur Kukulu Kecamatan Pagaden Barat, kepolisian dan juga Satgas Covid-19 memberikan sanksi tegas untuk penutupan tempat wisata tersebut selama Tiga hari. Pasalnya, saat kejadian pengujung membludak dan berpotensi menjadi titik penyebaran Covid-19.

Disparpora Kabupaten Subang berencana untuk membuat surat edaran, agar destinasi wisata tidak diperbolehkan menggelar event atau yang bersifat menyebabkan kerumunan masyarakat.

Kepala Bidang Destinasi dan Produk wisata Disparpora, Ida Erlinda mengatakan, mengenai sanksi yang diterima pengelola Taman Angggur Kukulu Kecamatan Pagaden Barat, dikarenakan megundang keramaian. Hal tersebut, membawa kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 terjadi lagi. Terlebih, apabila destinasi wisata lainnya menggelar event. “Pasti, Kekhawatiran selalu ada. Jika destinasi wisata lain juga menggelar event, yang dikhawatirkan pengunjung membludak dan menjadi ledakan paparan Covid-19,” ujarnya.

Baca Juga:Program Gelegar Cuan PLN Mobile, Maya Orifta Dapatkan Grandprize Mobil ListrikLibur Imlek, Tempat Wisata Di Lembang Sepi Pengunjung

Dijelaskan Ida, Disparpora berencana membuat surat edaran ke semua destinasi wisata yang ada di Kabupaten Subang, agar tidak melakukan gelaran event. Supaya tidak mengakibatkan kerumunan. “Kita masih menyusun poin-poin dalam surat edaran, yang rencananya kita akan diedarkan kepada semua destinasi wisata,” katanya.

Mengenai destinasi wisata, Ida menuturkan, sebenarnya sudah sangat menerapkan protokol kesehatan. Namun terkadang aplikasi peduli lindungi yang diterapkan eror. H\al tersebut bisa banyak faktor, mulai dari sinyal atau ponsel yang digunakan. “Sebenarnya destinasi wisata sudah sangat menerapkan protokol kesehatannya, namun dukungan sinyal atau ponsel kadang tidak bisa terakses,” tuturnya.

Ida mengimbau, edukasi tentang covid berkelanjutan, ketika masyarakat mungkin sudah jenuh dan menganggap Covid-19 sudah tidak ada. Akhirnya mengabaikan protokol kesehatan. “Edukasi kita terus lakukan, agar masyarakat jangan abai. Termasuk ke pihak pengelola destinasi wisata,” katanya.(ygo/vry)

0 Komentar