Generasi Milenial dan Bonus Demografi

0 Komentar

Berdasarkan proyeksi data Sensus Penduduk 2010, bonus demografi diperkirakan sudah dimulai tahun 2012 yang ditunjukkan dengan rasio ketergantungan sebesar 49,6 dan mencapai titik terendah sebesar 46,9 pada kurun waktu 2028 hingga 2031. Namun, berdasarkan hasil proyeksi Supas (Survei Penduduk Antar Sensus) 2015 yang tujuan utamanya adalah mengestimasi jumlah penduduk dan indikator demografi diantara dua waktu sensus penduduk, periode terjadinya rasio ketergantungan terendah diperkirakan mengalami percepatan yaitu terjadi sekitar tahun 2021-2022 dengan nilai sebesar 45,4. Selain itu, bonus demografi tersebut diperkirakan akan berakhir sekitar tahun 2036-2037. Bonus demografi merupakan fenomena langka karena hanya akan terjadi satu kali dalam sejarah suatu bangsa. Peristiwa ini terjadi ketika proporsi jumlah penduduk usia produktif berada di atas 2/3 dari jumlah penduduk keseluruhan, atau dengan kata lain bonus demografi terjadi ketika rasio ketergantungan angkanya berada di bawah 50.

Karakterisitk generasi milenial yang sangat unik dan berbeda dibandingkan generasi sebelumnya dapat menjadi peluang dan tantangan bagi negara Indonesia. Sejumlah kelebihan yang dimiliki oleh Generasi Milenial merupakan peluang yang harus dapat dimanfaatkan sebaik baiknya untuk memajukan perekonomian Indonesia dan memanfaatkan bonus demograf. Di sisi lain ada beberapa tantangan bagi pemerintah khususnya terkait dengan kebiasaan merokok khususnya kalangan generasi milenial laki-laki yang perlu mendapatkan perhatian yang serius agar hal ini tidak berdampak negatif di masa mendatang. Hal-hal yang merupakan potensi dan hambatan yang dimiliki oleh generasi milenial diantaranya berdasarkan Profil Generasi Milenial Indonesia kerjasama Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bersama Badan Pusat Statistik antara lain:

• Tingkat pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Rata-rata generasi milenial mengenyam bangku sekolah selama 10
tahun atau setara kelas 1 SMA/sederajat, lebih tinggi dibandingkan
generasi sebelumnya, meskipun masih adanya ketimpangan capaian pendidikan antar provinsi di Indonesia.

Baca Juga:Polisi Selidiki Pembuang 11 Drum Limbah CairDedi Mulyadi: Pembangunan Diawali dari Desa

• Tingkat kesehatan generasi milenial cenderung lebih sehat dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal ini terlihat pada angka kesakitan dan rata-rata lama sakit generasi milenial yang lebih rendah dibandingkan generasi sebelumnya.

• Generasi milenial merupakan generasi kemampuan adaptif terhadap teknologi yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini terlihat pada tingginya persentase penggunaan gadget seperti telepon seluler, komputer, dan internet pada generasi milenial. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, tidak tampak adanya perbedaan yang nyata pada penggunaan teknologi informasi antara generasi milenial laki-laki dan perempuan.

0 Komentar