Harmoni Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kinerja Guru

Harmoni Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kinerja Guru
0 Komentar

Keberadaan institusi sekolah tidak akan terlepas dari faktor intern dan ekstern. Kedua faktor tersebut tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada kepemimpinan kepala sekolah yang baik. Seorang yang menjadi kepala sekolah haruslah orang yang profesional dan kompeten dalam tugasnya, dan tentunya memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Sebuah kepemimpinan yang kuat, bijaksana serta demokratis menjadi bagian dari pokok karakteristik kepala sekolah. Namun demikian, faktor intern dari segi guru, siswa, penerapan kurikulum serta sarana dan prasarana juga berpengaruh terhadap eksistensi suatu sekolah. Teamwork yang solid antara faktor intern dan ekstern akan berdampak positif pada kemajuan sekolah.

Kondisi di lapangan mengenai keselarasan faktor intern dan ekstern tidaklah demikian. Faktor ekstern dan intern seringkali tidak bisa berjalan beriringan sebagai efek domino dari tokoh sentral yakni kepala sekolah yang tidak kompeten. Tidak sedikit kepala sekolah yang memposisikan diri layaknya raja dengan segala titahnya untuk menutupi ketiakmampuannya dalam manajerial. Seringkali terjadi kepala sekolah merasa sebagai penguasa dari segala kebijakan dan tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk memberi kritik atau saran. Kondisi demikian tentu tidak diharapkan , karena akan berdampak buruk pada kelangsungan sebuah sekolah.

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas suatu kelompok organisasi menuju pencapaian tujuan. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan cara kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa, serta pihak lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan yang diinginkan. Kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting sebagai pemimpin dalam menggerakkan kehidupan sekolah guna mencapai suatu tujuan. Fungsi kepala sekolah adalah memberikan pengaruh kepada guru agar melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati dan semangat. Pemimpin yang tidak kompeten pada umumnya menerapkan gaya kepemimpinan yang otoriter. Gaya otoriter seorang pimpinan akan memuncukan rasa malas pada bawahan, karena merasa ada tanggung jawab yang terabaikan. Hal ini tentu sangat berdampak buruk, mengingat keberadaan guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keefektifan suatu proses belajar mengajar untuk pencapaian tujuan sekolah, sehingga guru dituntut untuk dapat menampilkan kinerjanya secara maksimal.

0 Komentar