BEM KM- Politeknik STTT Bandung Tanggapi Kondisi Industri Tekstil Indonesia

BEM KM- Politeknik STTT Bandung Tanggapi Kondisi Industri Tekstil Indonesia
Diskusi Andri bersama Bu Elis Masitoh S, S. I. T. - Sub Direktorat Industri Tekstil Kementerian Perindustrian RI.
0 Komentar

Kementerian Perindustrian RI dan IKA Politeknik STTT Bandung menggelar Focus Group Discussion mengenai UMK Industri Tekstil . Diskusi ini menghadirkan beberapa tokoh dari beberapa bidang sebagai narasumber. Bu Elis sebagai Sub Direktorat Industri Tekstil dari Kementrian Perindustrian RI, Kang Rikrik sebagai Ketua IKA ALUMNI ITT-STTT, kang Ristadi sebagai Ketua FKSPN (Forum Komunikasi Serikat Pekerja Nasional) dan Kang Wahyu sebagai perwakilan dari API (Asosiasi Pertekstilan Indonesia). Kementrian Perindustrian Kondisi industri tekstil di Indonesia yang sedang mengalami degradasi berpengaruh besar pada ketenagakerjaan di Indonesia, dikarenakan industri tekstil yang memakai banyak tenaga kerja di Indonesia.

Foto Menteri Luar Negeri BEM KM-Politeknik STTT Bandung, Andri Kurniawan bersama Sub Direktorat Industri Tekstil Kementrian Perindustrian RI, Bu Elis Masitoh di Ibis Hotel Bandung , Jl Gatot Subroto No. 289, Kota Bandung, Jumat (06/12/2019).

Elis menyatakan degradasi Industri tekstil disebabkan oleh minimnya upaya peningkatan dayasaing industri disektor energi, SDM, logistik, perbankan, perpajakan, teknologi dan lain sebagainya sehingga dayasaing produk TPT Indonesia cenderung stagnan padahal negara pesaing meningkat. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekspor yang mengalami stagnasi jauh tertinggal dari India, Vietnam, dan lainnya.

Baca Juga:Tampilkan Video Porno, Status Akun Facebook Ketua Baznas Subang Diduga Di-hackAgar Dakwah Digital Efektif, DKM Diimbau Punya Tim Media Sosial

“ Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya :
Biaya energi yang tidak bersaing menjadi beban bagi seluruh rantai industri dari hulu ke hilir.

Biaya tenaga kerja menjadi relatif tinggi karena tingkat produktifitas yang masih rendah
Sistim PPN hulu hilir mendorong eksportir menggunakan bahan baku impor. Jika menggunakan bahan baku lokal, restitusinya 6 bulan sampai 1 tahun.

Kebijakan perdagangan yang membuka impor untuk API-U dan rentan penyalahgunaan API-P mendorong banjir impor. “ kata Sub Direktorat Industri Tekstil Kementrian Perindustrian RI, Elis Masitoh di Ibis Hotel Bandung , Jl Gatot Subroto No. 289, Kota Bandung, Jumat (06/12).

“Kondisi industri TPT saat ini turut dipengaruhi banyaknya produk impor yang beredar dengan harga murah sehingga permintaan terhadap produsen lokal menurun. langkah PHK diambil lantaran perusahaan berupaya bertahan dengan cara menurunkan produksi. Saat ini banyak perusahaan mendapat tingkat utilisasi di kisaran 30- 40%. Penyebabnya selain barang murah dari China, juga ada kebijakan menutup Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) bagi industri yang dianggap mencemari sebagai bagian dari program Sungai Citarum Harum. Bahkan beberapa sudah ada yang stop produksi seluruhnya, terutama IKM. “ kata Ketua IKA ALUMNI ITT-STTT, Rikrik Supriyadi di Ibis Hotel Bandung , Jl Gatot Subroto No. 289, Kota Bandung, Jumat (06/12/2019).

0 Komentar