20 Hektare Padi Varietas Ketan dan Ciherang mulai Dipanen

20 Hektare Padi Varietas Ketan dan Ciherang mulai Dipanen
YOGI MIFTAHUL FAHMI PASUNDAN EKSPRES PANEN PADI: POPT, PPL, KCD, Kasubag TU, dan Japung Dinas Pertanian Kabupaten Subang serta Tim Medsos Kementerian Pertanian saat meninjau lokasi panen di Desa Kiarasari.
0 Komentar

SUBANG-Ditengah musim kemarau, Kelompok Tani Tiga Puteri di Desa Kiarasari Kecamatan Compreng, sudah mulai melaksanakan panen. Saat ini sebanyak 20 hektare yang sudah panen merupakan padi varietas ketan dan ciherang.

PPL Desa Kiarasari Wiwi Cahyati, mengatakan belum lama ini, panen padi di Desa Kiasari juga telah dilaksanakan syuting melalui medsos Kementan. Sehingga diharapkan Kiarasari bisa jadi contoh Desa Agro Inovasi Teknologi. “Jadi Alhamdulillah musim panen hari ini, ada tim dari Kementerian Pertanian yang datang. Sebab disini juga sedang dilakukan percontohan Desa Agro Inovasi Teknologi,” imbuhnya.

Sementara itu, awal september kedepan panen akan terus bertambah di Kelota Nyungcung dan Nyungcung Sari sekitar  110 ha. “Insya Allah ke depan juga panen padi masih akan terus bertambah, utamanya di kelompok Tani Nyuncung dan Nyungcung Sari,” tuturnya.

Baca Juga:Kisah Malu-malu Lesti Kejora Malam PertamaHindari Cluster Baru, Puskesmas Pusakanagara Berlakukan SOP Khusus

Wiwi juga menambahkan, panen sendiri saat ini sudah menggunakan mesin combain yang digadang-gadang lebih irit. “Sebab kalo pake grabagan biayanya sampai Rp4jt per hektar. Kalo pake mesin hanya Rp2-3 juta saja per hektare,” ucapnya.

Ketua Kelota H. Dakim  mengatakan, organisme pengganggu tanaman (OPT) relatif aman karena tanam awal sekali. Sehingga berdampak pada panen yang relatif terbilang baik. “Sekarang malah sudah olah tanah lagi untuk mengejar yang lainnya yang belum tanam akibat sipon jebol. Nah kalau panen sekarang rata-rata 6 ton per bahu,” jelasnya.

Sementara itu, POPT Compreng Omsah Neelam mengatakan, POPT masih memantau perkembangan OPT di kelompok lainnnya yang tanamannya masih kecil. Sebab, sudah banyak gejala sundep dan beluk. “Upaya pengendalian terus dilakukan baik swadaya maupun kerjasama dengan perusahaan pestisida. Diharapkan panen kedepan bisa menghasilkan maksimal,” kata Omsah.(ygi/sep)

0 Komentar