Pengabdian Ato Sudiarto Jadi Linmas 30 Tahun 

Pengabdian Ato Sudiarto Jadi Linmas 30 Tahun 
0 Komentar

SUBANG-Sepintas terlihat mudah dan santai dalam bekerja. Sehari-harinya baik siang dan malam hanya keliling kampung, memonitor kondisi  keamanan kampung.

Dialah Ato Sudiarto Satgas Linmas Desa Mekarwangi Kecamatan Pagaden Barat. Berbekal pengalaman yang cukup dan mumpuni dalam hal bidang keamanan masyarakat desa, yang  telah digelutinya sejak tahun 1993 hingga 2021 ini.

“Ya kalau dihitung sudah sekitar 30 tahunan bergelut di bidang keamanan desa,” kata Ato.

Baca Juga:Pembangunan Capai 80 Persen, Kantor Kecamatan Pusakajaya Segera RampungClean Up Rawa Kalimati Rampung

Pengalaman selama 30 tahun itu, dilewatinya dengan penuh suka dan duka. Dimana saat orang lain tertidur lelap, dirinya harus bertugas keliling kampung, menjaga dan mencegah pencuri datang ke kampung.

Selama 30 tahun itu pun, dirinya pernah bertugas di Kecamatan Subang dan Cijambe. Saat ini di Kecamatan Pagaden Barat Desa Mekarwangi sebagai Kasatgas Linmas, Korlap Linmas Kecamatan Pagaden Barat dan Ketua Forum Korlap Linmas Kabupaten Subang.

“Ya mungkin pengalaman juga ya, hingga saat ini tetap dipercaya sebagai Kasatgas Linmas Desa Mekarwangi, korlap linmas kecamatan dan Ketua Forum Korlap Linmas Kabupaten Subang,” tuturnya.

Sebuah penghargaan yang besar, karena mampu menjabat Ketua Forum Linmas tingkat Kabupaten Subang. Dalam hal bertugas pun, dirinya tak melihat apa yang didapat, tetapi lebih mengedepankan rasa tanggungjawab sebagai Kasatgas dalam hal keamanan lingkungan.

“Kalau soal honor atau gaji, tak seberapa. Tapi lebih penting lagi bagaimana menciptakan kondisi yang aman, nyaman dan kondusif. Sehingga warga desa merasa aman dan bisa beraktifitas keseharian tanpa ada rasa khawatir soal keamanan lingkungan,” tambahnya.

Namun untuk menciptakan kondisi yang aman, nyaman dan kondusif, tentu tak lepas dari koordinasi dan komunikasi dengan Bhabinkamtibmas Polri dan Babinsa AD. “Harus selalu harmonis saling bantu untuk menjaga keamanan di masing-masing desanya. Agar tercipta situasi yang aman dan terkendali,” jelasnya.

Dia yang pernah menangkap begal pada tahun 2002 di wilayah Cijambe itu menyebut, honor hansip dulu sangat prihatin hanya Rp150 ribu/tahun. Saat ini Rp2,5 juta per tahun.(dan/ysp)

0 Komentar