Kematian George Flyod dan Beberapa Kulit Hitam lain Memicu Gelombang Demontrasi di Amerika Serikat

Kematian George Flyod dan Beberapa Kulit Hitam lain Memicu Gelombang Demontrasi di Amerika Serikat
0 Komentar

Amuk masa dan demonstran semua ras (berkulit hitam dan berkulit putih) turun ke jalan untuk menyatakan protesnya. Dilakukanya pembakaran kantor polisi di daerah setempat hingga terjadi penjarahan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab menyebabkan keadaan kota itu terpotret rusak parah, kacau, bahkan pandemi yang sedang terjadi terhiraukan.

Sebelum kejadian George Floyd terdapat kasus serupa mengenai pembunuhan orang African-American secara tiba-tiba dengan tuduhan yang tidak dibenarkan. Kasus yang terjadi pada kulit hitam bulan februari yang menimpa seorang laki-laki dan pada bulan maret menimpa seorang perempuan, dimana kasus tersebut lagi-lagi dilakukan penembakan oleh polisi berkulit putih . Adanya rasisme dan deskriminasi yang terjadi tiada habisnya, disusul dengan berita pembunuhan pada bulan Mei oleh seorang polisi berkulit putih terhadap George Floyd merupakan puncak dari kemarahan dan kemurkaan masyarakat.

Penggalangan dana hingga bermunculan banyak tagar sebagai upaya bentuk dukungan “Ras Kulit Hitam” seperti #BlackLiveMetter #SayHisName #JusticeForGeorgeFloyd menghiasasi media sosial. Pendukung anti rasis dan deskriminasi dilakukan oleh berbagai macam elemen masyarakat hingga artis Hollywood. Akibat cuitan presiden Amerika yaitu Donald Trump di twitter sangat menyulut api masyarakat, karena Trump menganggap para unjuk rasa tersebut merupakan penjahat yang tidak menghormati mendiang George Floyd, cuitan berikutnya Trump mengancam akan menindak tegas bahkan membunuh para unjuk rasa di Minnesota. Berbagai reaksi muncul akibat tanggapan Trump yang brutal akibat insiden ini.

Baca Juga:PEMBELAJARAN DARING, SUDAHKAH EFEKTIF?WHO Catat Indonesia jadi Negara Tertinggi Ketiga dengan Malnutrisi di Asia

Rasisme dan deskriminasi mengakar kuat berabad-abad di Amerika, di dunia bahkan dimana saja. Harapan agar kejadian ini menjadi kejadian terakhir, tidak menganggap perbedaan sebagai objek atau pandangan bahwasanya manusia dari segala etnis memilki martabat yang setara, tidak melihat secara picik etnis tertentu lebih tinggi martabatnya daripada etnis lain. Stigma yang mengakar kuat dan terpupuk subur di masyarakat menganggap definisi rasisme tumpang tindih dengan kebencian terhadap orang asing dan sulit dipisahkan secara tegas.Oleh karena itu setiap individu harus menampakan diri menjunjung tinggi perbedaan yang ada. (*)

Laman:

1 2
0 Komentar