Kuda Gelap

Kuda Gelap
0 Komentar

Tapi orang seperti Sutrisno Bachir melihat ”cuci-mencuci” seperti itu bagian dari sandiwara Golkar. ”Biasalah Golkar begitu,” ujar Sutrisno Bachir –yang ternyata sudah bukan lagi Ketua Komite Ekonomi Nasional. KEN yang baru ternyata belum dibentuk –atau tidak akan diadakan lagi?

Misbakhun-yang-pribadi di forum Narasi ini sama dengan Misbakhun-yang-Golkar di forum KB PII –hanya ditambah dengan kuda Troya.

Sayangnya tidak ada anggota aliran teknokrat yang melawan Misbakhun di forum Zoom yang di moderator Ahmad Nur Hidayat dari Narasi ini.

Baca Juga:Intensifikasi Pengawasan Pangan di Jabar DitingkatkanDistribusi Bansos Jabar Tahap Pertama Selesai Sebelum Idulfitri

Mantan Menkeu Fuad Bawazier memang hadir. Tapi lebih banyak bicara soal virus lain yang harus diberantas dulu: korupsi, perizinan, dan sebangsanya.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Roeslani, lebih banyak menyampaikan situasi terakhir para pengusaha. Yang keadaannya susah sekali. Yang PHK-nya sudah lebih 6,5 juta.

”Pengusaha farmasi pun susah,” katanya.

Hah?!

Bukankah kita mengira pengusaha farmasilah yang panen raya? Bukankah di masa wabah ini semua orang perlu obat?

”Harga bahan baku obat naik drastis,” ujar Rosan. ”Sedang pembayarannya seret, terutama yang dari BPJS,” katanya.

Lebih sulit lagi, kata Rosan, pengusaha angkutan, tekstil, dan properti.

Itu pulalah yang disorot oleh pembicara seperti Dr. Yanuar Rizki. Ahli keuangan dari Aspirasi Indonesia Research Institute. ”Akibat krisis ini kita bisa kehilangan modal nasional,” ujar Yanuar. Yakni lenyapnya perusahaan-perusahaan nasional. Lalu dibeli dengan murah oleh asing.

Intinya: ekonomi harus segera diselamatkan. Jangan menunggu hancur. Bank-bank juga harus segera diselamatkan. Justru sebelum ambruk.

Sayang tidak ada Rizal Ramli –ekonom yang tetap tidak setuju cetak uang. Bahkan RR –kode untuk Rizal Ramli– menilai DPR telah keterlaluan. ”Pantas kalau Gus Dur bilang DPR itu seperti taman kanak-kanak,” ujarnya.

Baca Juga:Gubernur Jabar Paparkan Evaluasi PSBB Tingkat ProvinsiSelain Bantuan Dari Pemerintah, Pemdes Jayagiri Siapkan Bantuan Pangan Darurat

”Persetujuan DPR itu betul-betul konyol,” kata RR pada saya tadi malam.

”BI menolak. Menkeu menolak. Kok DPR justru memberi persetujuan,” tambahnya.

RR memang anti cetak uang-nya DPR –sekaligus anti utang-nya Sri Mulyani.

RR justru memuji langkah menteri BUMN Erick Thohir. Yang menggunakan BRI untuk cari pinjaman murah.

0 Komentar