Meski Harga Mahal, Petani Desa Langensari Sumbang Cabai untuk Memeriahkan HUT RI ke-74

Meski Harga Mahal, Petani Desa Langensari Sumbang Cabai untuk Memeriahkan HUT RI ke-74
SANTAP HIDANGAN: Sambal sebanyak 1 kuintal lebih yang dibuat warga disantap sebagai hidangan pelengkap lalapan hasil pertanian warga setempat bersama nasi kuning dan liwet. EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

LEMBANG-Kenaikkan harga cabai sudah terjadi di berbagai daerah, bahkan sudah merambah hingga ke sentra produksi seperti di Lembang, Kabupaten Bandung Barat yang dikenal sebagai penghasil pertanian dan hortikultura.

Meski harganya melambung mencapai Rp 80.000 ribu perkilogram dan memberikan keuntungan bagi petani, namun, demi memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-74, warga RW 03 Desa Langensari, Kecamatan Lembang yang mayoritas petani rela menyumbangkan cabai untuk dibuat sambal.

Sambal sebanyak 1 kuintal lebih yang dibuat warga disantap sebagai hidangan pelengkap lalapan hasil pertanian warga setempat bersama nasi kuning dan liwet.

Baca Juga:Pemdes Cikaum Barat Gelar Jalan SehatPeran Penyuluh Agama Honorer Antisipasi Ajaran Menyimpang

“Sambal merupakan makanan khas masyarakat Indonesia, maka tak lengkap rasanya kalau di saat perayaan hari kemerdekaan kali ini kita tidak menyajikan sambal, “kata Ketua RW 03, Ito, Minggu (18/8).

Sambal disajikan dalam wadah bambu menyerupai tabung sepanjang 20 meter, sementara di kedua sisinya tersedia ratusan kilogram aneka lalapan seperti sawi, burkol, labu siam, tahu, tempe, oseng jengkol dan lain-lainnya.

Ito mengaku, semua bahan makanan ini berasal dari sumbangan swadaya masyarakat. “Bahan makanannya berasal dari sumbangan warga, ada yang bawa lalapan, lauk pauk hingga cabai sebagai bahan sambal yang diambil langsung dari kebun,” ujarnya.

Menurut dia, makan bersama atau lebih dikenal dengan sebutan botram dalam masyarakat Sunda diikuti ratusan warga dan mengambil lokasi di sebuah lapang. Botram bertujuan untuk menjaga serta meningkatkan keharmonisan warga di saat peringatan HUT kemerdekaan RI.

Sementara itu, terlepas dari harga cabai yang saat ini sangat mahal, bagi warga hal itu tidak jadi masalah. Sebab yang terpenting tercipta kebersamaan dan bisa berkumpul di hari bersejarah bangsa Indonesia yang hanya diperingati setiap setahun sekali ini.

“Walaupun merugi sedikit karena cabai dari hasil kebun disumbangkan, tapi warga tidak mempermasalahkan. Karena terpenting bagi kami adalah kebersamaan, “kata seorang warga, Ani. (eko/sep)

0 Komentar