Pandemi Belum Usai, Momentum Muhasabah dan Introspeksi

Pandemi Belum Usai, Momentum Muhasabah dan Introspeksi
0 Komentar

Oleh: Ayu Susanti, S.Pd

Lonjakan kasus covid-19 semakin menjadi. Hal ini tentu membuat khawatir masyarakat. Pandemi ini masih belum berakhir bahkan memberikan efek yang begitu luas. Mulai dari ekonomi sampai pendidikan tentu terkena imbas dari pandemi ini. Semua orang menginginkan berakhirnya pandemi, agar kehidupan bisa normal kembali. Bisa bekerja, belajar bahkan menghirup udara segar dengan bebas. Tanpa harus ada slogan dirumah saja. Banyak orang yang kehilangan anggota keluarganya karena covid. Tangisan dan kesedihan pun menghiasi masyarakat Indonesia saat ini.

Berbagai cara telah ditempuh untuk menghentikan wabah. Dimulai dari menggunakan masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas bahkan berusaha untuk mengontrol asupan makanan yang bergizi sampai mengkonsumsi multivitamin agar bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Bahkan sampai anjuran berdoa bersama di rumah masing-masing pun ditempuh agar terbebas dari wabah.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengirimkan surat resmi kepada kepala desa, pendamping desa dan warga desa untuk menggelar doa bersama. Dalam surat resmi tersebut, Halim mengimbau agar seluruh pihak melakukan doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Adapun doa ini dilakukan guna menyikapi kondisi melonjaknya angka COVID-19 di Indonesia. “Doa bersama dilakukan bersama keluarga di rumah masing-masing,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/7/2021). (https://news.detik.com/, 03/07/21).

Baca Juga:Memberantas Bibit Korupsi Di KampusStunting Butuh Pendekatan Multidisiplin, Ini Kata Tiga Guru Besar

Pandemi yang terjadi di muka bumi ini termasuk Indonesia bisa jadi sebuah peringatan dan ujian dari Allah untuk hamba-Nya. Agar kita selaku manusia bisa bermuhasabah, introspeksi diri dan tentu menjadi hamba yang semakin taat kepada Allah.

Proses doa bersama itu seharusnya tidak hanya dilakukan oleh elemen keluarga saja. Namun harus dilakukan oleh semua warga negara termasuk pemimpin di negeri ini. Tidak hanya cukup dengan berdoa meminta perlindungan kepada Allah. Bahkan harus bersegera melakukan taubatan nasuha, memohon ampun kepada Allah atas semua dosa, kesalahan dan kemaksiatan yang telah dilakukan selama ini.

Penerapan hukum sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) merupakan bentuk kesalahan yang dilakukan oleh manusia sebagai hamba Allah. Mengapa? Karena dengan menerapkan sistem sekulerisme buatan manusia, maka hukum-hukum Allah tidak bisa terterapkan di negeri ini.

0 Komentar