Pariwisata Lesu Pendapatan Daerah Terganggu

Pariwisata Lesu Pendapatan Daerah Terganggu
0 Komentar

Pariwisata merupakan salah satu industri yang menyumbang pendapatan besar bagi sebagian daerah di negeri ini. Maka tidak mengherankan lesunya kunjungan wisata sangat berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Karenanya saat pemerintah tengah mengenjot kembali sektor pariwisata dengan dalih memulihkan perekonomian. Mengembalikan geliat perekonomian memang menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan, namun perlu diingat hal yang lebih utama adalah melindungi kesehatan dan keamanan masyarakat.

Sejatinya pariwisata bukan satu-satunya sumber pendapatan negara, sebab pemasukan yang diperoleh dari industri pariwisata tidaklah seberapa apabila dibandingkan dengan pendapatan dari sektor pengelolaan sumber daya alam. Akan tetapi apa hendak dikata, saat ini pengelolaan sumber daya alam negeri ini sebagian besar dikuasai oleh korporasi asing, yang berarti keuntungan berlimpah hasil dari mengeruk kekayaan ibu pertiwi menjadi milik mereka. Alhasil pemerintah pun sibuk mencari sumber pemasukan dari sektor lain sebagai pendapatan negara.

Padahal jika saja seluruh sumber daya alam tersebut dikelola oleh negara, dapat dipastikan rakyat negeri ini dapat menikmati kesejahteraan, pemerintah pusat dan daerah pun tak harus mengeluhkan anjloknya pendapatan akibat pariwisata yang mati suri. Sehingga pemerintah bisa lebih fokus pada penyelesaian pandemi.

Baca Juga:Antara Kebijakan Mudik dan Wisata, Adil kah?Pembelaan Palestina Setengah Hati, Siapa Dibalik Israel?

Demikianlah ketika sistem kapitalisme yang menjadi asas kehidupan. Kapitalisme memandang segala sesuatu hanya dari aspek materi, dan tak jarang mengabaikan aspek kesejahteraan dan perlindungan masyarakat, termasuk dalam kebijakan penanganan pandemi dan pemulihan perekonomian. Dalam sistem ini segala aspek digejot demi meningkatkan pendapatan daerah, termasuk sektor pariwisata.

Berbeda dengan Islam. Pariwisata di dalam Islam bukan sumber utama pendapatan negara, namun sebagai sarana dakwah. Sumber pendapatan negara dalam Islam diambil dari pengelolaan sumber daya alam oleh negara, fai, zakat, dan pos-pos lain yang ditetapkan oleh Syara’. Sehingga ketika wabah melanda dan berdampak pada kolapsnya industri pariwisata, pendapatan daerah bahkan devisa negara pun tetap aman.

Sedangkan dalam hal penanganan wabah, Rasulullah Saw. dan para pemimpin Islam terdahulu telah mencontohkan bagaimana seharusnya negara menangani pandemi. Dimulai dengan mengkarantina daerah yang terkena wabah, memisahkan penduduk yang sehat dari yang sakit, dan mengobati mereka yang terjangkit hingga benar-benar sembuh. Sedangkan daerah lain yang tidak terkena wabah masih tetap bisa beraktivitas seperti biasa, roda perekonomian pun tetap berputar, sehingga daerah yang tak terjangkiti wabah dapat membantu daerah yang terkena wabah.

0 Komentar