Pemilu, Pilihan Pelangi dan Partai “Konglomerat”

0 Komentar

Efek positif bagi masyarakat dari pemilu serentak seperti ini cukup besar, karena akan mendapatkan kandidat yang lebih mampu mengeksplorasi nilai-nilai pribadi pemilih. Tantangan justru dihadapi oleh kandidat dan partai politik. Dengan demikian banyaknya saingan dalam pemilu kali ini, maka mau tidak mau para calon harus mampu membuat pilihan tema kampanye yang paling spesifik dan sekaligus mengemasnya dalam nilai-nalai (partai) yang ada.

Bagi seorang kandidat calon legislatif daerah kabupaten misalnya, ia tidak hanya menghadapi saingan dari kalangan internal partai tetapi juga dari partai lain. Akan tetapi, mereka mau tidak mau juga harus menghadapi kandidat dari calon provinsi, pusat, DPD bahkan pasangan calon presiden/wakil. Karena kampanye dalam pemilu kali ini bersamaan semua, maka seluruh kandidat itu juga berkampanye bersama-sama. Ini benar-benar tejadi tabrakan kampanye secara masif dan terjadi juga tabrakan nilai-nilai, ide, dan janji-janji kepada masyarakat.

Semuanya itu berseliweran masuk melalui ranah publik. Karena begitu banyaknya nilai-nilai yang berseliweran, maka yang paling dapat diingat oleh masyarakat adalah nilai yang paling spesifik, rasional dan tidak muluk-muluk.

Baca Juga:Jalan Pantura di Kotasari Diperlebar, Perlancar Proyek Pembangunan Akses Jalan PelabuhanSambut Musim Tanam, Petani Gropyokan Tikus Amankan Produksi Padi

Tentu juga gimmik yang mudah diingat masyarakat adalah penampilan dan bahasa tutur kandidat manakala mereka melakukan kunjungan langsung ke lapangan. Ide dan nilai-nilai yang mirip, apalagi sama, tidak akan mungkin mendapat tempat di masyarakat. Inilah yang menjadi tantangan bagi para kandidat nanti.

Khusus bagi calon anggota legislatif daerah, karena tidak adanya foto pada kertas suara, tantangannya akan berlipat. Pada daerah-daerah terpencil yang mungkin tingkat melek hurufnya masih rendah, bukan tidak mungkin para pemilih akan sulit melakukan pilihan tanpa melihat foto.

Ada kemungkinan masyarakat di daerah seperti ini masih sulit dan tidak mampu membaca nama kandidat. Disinilah tantangan spesifikasi nilai dan bahasa tubuh mendapatkan peran utama. Hanya mereka yang berkualitas dan mempersipkan mental dengan baik akan memenangkan pertarungan.

Partai politik jelas mempunyai tantangan tersendiri. Partai haruslah mempunyai sikap melindungi para kandidatnya di tengah persaingan ini, sekaligus tidak memihak. Partai melindungi kandidatnya dari persaingan partai lain. Membela dari ancaman fitnah serta berita bohong, menjadi tugas utama partai dalam konteks ini.

0 Komentar