Perlunya Penanganan Dini untuk Mengatasi Penyakit Diabetes Mellitus

Perlunya Penanganan Dini untuk Mengatasi Penyakit Diabetes Mellitus
0 Komentar

Semakin tingginya prevalensi diabetes mellitus serta komplikasi yang ditimbulkan semakin banyak, mengakibatkan peningkatan kebutuhan tenaga kesehatan yang berkompeten. Menurut Pulungan et al (2019), meningkatnya angka penderita DM tipe-1 pada anak mengakibatkan terjadinya peningkatan perawatan sehingga kebutuhan tenaga kesehatan yang berkompeten juga meningkat. Selain itu, angka kesintasan diabetes tipe 1 yang bertambah, menimbulkan komplikasi jangka panjang, sehingga dibutuhkan kesiapan dari petugas kesehatan dalam menanganinya.

Salah satu penyebab terjadinya diabetes mellitus adalah pola hidup dilihat dari makanan yang dikonsumsi dengan aktifitas fisiknya. Pranomo & Sulchan (2014) meyatakan bahwa, 87% remaja suka mengkonsumsi fast food ataupun junk food. Perkembangan teknologi juga menyebabkan berkurangnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh remaja saat ini. Berdasarkan pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa gaya hidup remaja saat ini cenderung kurang baik. Perkembangan zaman yang semakin maju berdampak negative terhadap gaya hidup anak-anak dan remaja. Diperlukan pengawasan dari orang tua terhadap konsumsi makanannya untuk mengurangi konsumsi makanan yang tidak sehat. Seseorang yang mengkonsumsi makanan yang tidak sehat diikuti dengan aktivitas fisik yang kurang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, salah satunya yaitu diabetes mellitus.

Pendidikan pasien dan keluarga pada remaja dengan DM tipe-2 sangat penting dan akan mempengaruhi perubahan perilaku pada diet dan aktivitasnya. Sebagian besar bukti klinis mengenai DM tipe-2 pada anak-anak, melibatkan perubahan gaya hidup (peningkatan aktivitas fisik dan perubahan asupan makanan) serta penggunaan hanya Metformin, atau dengan insulin (Temneanu et al, 2016). Jadi dalam penatalaksanaan diabetes mellitus supaya dapat berjalan dengan baik maka diperlukan pendidikan yang baik, tidak hanya pendidikan pasien saja melainkan juga pendidikan untuk keluarga pasien. Pengetahuan keluarga yang baik akan memotivasi dan memfasilitasi penderita DM untuk menjalankan terapi diet yang dianjurkan. Sehingga penderita DM bisa mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.(*)

Laman:

1 2
0 Komentar