Realita Pendidikan di Sistem Kapitalisme

Realita Pendidikan di Sistem Kapitalisme
0 Komentar

Berbeda dengan pendidikan di dalam sistem Islam, yang bertujuan membentuk anak didik yang berkepribadian Islam, menguasai ilmu pengetahuan dan berketrampilan tepat guna hingga terwujudnya generasi cemerlang.

Dalam sistem Islam, negara akan memfasilitasi serta membiayai peserta didik baik itu kaya maupun miskin secara cuma-cuma. Fasilitas yang disediakan  antara lain seperti perpustakaan, asrama bagi peserta didik yang jauh dari rumah dan juga mengupayakan agar pendidikan dapat diperoleh secara mudah.

Pendidikan di masa kekhilafahan bertujuan pada peningkatan pemahaman umat terhadap agama, sains, dan teknologi secara gratis. Dan itu tidak dibatasi oleh jenjang pendidikan, diberikan sejak usia dini sampai akhir hayat. Sesuai sabda Rasulullah saw. yang artinya:

Baca Juga:Ritel Gulung Tikar, Rakyat kembali SekaratPembangunan Meningkat, Rakyat yang Terkena Dampak

“Seorang Imam (khalifah atau kepala negara) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyatnya dan ia akan diminta pertangungjawaban..”  (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. sangat perhatian pada dunia pendidikan, sampai suatu ketika beliau menjanjikan kebebasan pada tawanan perang Badar dengan syarat mereka mengajarkan membaca dan menulis kepada sepuluh orang anak (penduduk Madinah).

Di dalam hadis lain, Rasulullah saw pernah bersabda :

“Tholabul ‘ilmi faridhotun ‘alaa kuli muslimin.”  Menuntut Ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.

Hadis tersebut mewajibkan setiap kaum muslim untuk menuntut ilmu, baik ilmu agama atau ilmu terapan yang kelak akan membawa pada pemahaman Islam secara menyeluruh dan terefleksi dalam aktivitas sehari-hari.

Pendidikan yang gratis dengan fasilitas yang dijamin oleh negara hanya bisa terlaksana dengan sempurna ketika sistem pemerintahan Islam ada di tengah umat yang memberlakukan Islam secara kaffah.  Namun, jika umat Islam belum mau menerapkan syariat Islam secara sempurna, pendidikan Islam yang gratis tentunya hanya mimpi belaka.

Wallahu a’lam bi shawab.

Laman:

1 2
0 Komentar